Radio, Profesionalitas dan Gebrakan Baru PRESTASI

Dulu-maaf-setahun yang lalu, penulis dihinggapi beberapa pikiran yang hinggap begitu saja di kepala. Kalau mau dibilang, sampai saat inipun pikiran itu masih ada. Penulis pikir-dulu-mahasiswa Mesir yang jumlahnya mencapai 2500 mahasiswa/i punya media hebat untuk menyebarkan informasi ke seluruh pelosok Mesir. Media yang bisa mengirimkan sinyal-sinyal tentang apa saja, darimana saja, ke mana saja. Media yang tidak bisa dibatasi sekat, pembatas, tembok, dan jeruji yang mengurungnya. Media yang anti SARA, tapi selalu bisa menengah dalam mengelola SARA, sehingga menarik untuk dinikmati dan dicerna. Penulis kira-dulu-kita punya televisi atau paling tidak radio. Tapi sayang kita tidak punya televisi atau bahkan radio sekalipun.
Kini Mesir akan diserang ribuan mahasiswa/i baru pencari ilmu, entah ilmu apa saja. Mungkin ilmu agama pastinya, IPTEK, ilmu dagang, ilmu putih, ilmu hitam dan yang lainnya. Tapi sayang sekali lagi sayang, kita tetap saja belum punya radio apalagi stasiun televisi. Kita kalah jauh ketimbang mahasiswa Barat atau bahkan Indonesia yang mampu menciptakan dan membuat stasiun televisi maupun radio. Dimana mereka bisa lebih berkreatif jauh dalam hal teknologi penyebaran informasi. Menciptakan, mencari, dan menyebarkan informasi langsung bisa dirasakan oleh mata, telinga, dan otak kita. Dan, maaf, kita cuma punya bulettin dan majalah tipis berisi ilmu pengetahuan dan segala macamnya yang sangat berat untuk dikonsumsi, apalagi dicerna!
Ada yang bilang mana mungkin menciptakan stasiun televisi dan radio di negeri antah berantah rawan konflik seperti Mesir ini. Yang lain bicara keadaan kantong kita yang tipis memaksa kita untuk buat media yang juga tipis. Sementara di pelosok sana bicara ke-qonaahan, "sudahlah terima saja yang seperti ini. Sudah ada media juga sudah Alhamdulillah." Mereka anggap-termasuk anda mungkin-sangat mustahil kalau penulis mengusulkan, mari kita buat stasiun radio besok. Ya, besok kita susun anggaran, susun pengurus, sekaligus kita pilih penyiar radionya. Kita siapkan acara-acaranya semenarik mungkin dari berita, kajian fakultatif, khutbah, iklan, jadwal pembagian zakat, hiburan lagu dan film terbaru dari Indonesia dan lain-lain.
Kemustahilan apa sih, yang bisa memboikot kita sehingga kita tak mampu berbuat apa-apa? Keadaan genting bagaimana sih, yang membuat kita tak kreatif? Keadaan keuangan yang seperti apa, yang bikin kita tak cerdas? Di dunia tak ada yang tidak mungkin. Termasuk pembuatan stasiun televisi atau radio. Mungkin dan sangat mungkin. Cuma masalahnya adalah mau atau tidak mau. Terserah anda, penulis mengawasi dari belakang. Ini masalah pertama kita.
Masalah kedua kita, adalah keprofesionalitasan kita selaku pengurus, baik di KSW maupun PRESTASI. Motto penulis adalah bekerja keras dan cerdas. Kalau sekarang ada yang bilang bahwa kerja itu tidak musti keras yang penting cerdas, itu salah besar. Cerdas, instant dan efisien memang sangat membantu dalam pekerjaan. Mengurangi waktu banyak yang tersita dalam satu pekerjaan juga baik. Tapi bekerja keras menguras keringat masih terus dan perlu dilakukan. Karena pekerjaaan-kenikmatannya-akan berasal dari kelelahan dan tetes keringat kita. Tapi bukan bekerja bodoh tanpa ada jadwal yang jelas, prosedur yang terang, dan pengurus bayangan! Kita butuh kerja keras dengan jadwal, prosedur dan pengurus yang jelas. Tiap pengurus harus mengerti-mau tak mau-akan tugasnya. Bagaimana saja, apa saja yang perlu disiapkan, sejauh mana area kerjanya dan kapan deadlinenya. Ingat, menipu diri sendiri untuk mengingkari kerja adalah sama saja membunuh diri anda.
Diamana saja anda berada, tak perlu ditanyakan. Menjadi atasan dan bawahan bukan barometer kehormatan. Kehormatan itu berasal dari kerja keras kita, siapapun kita, apapun posisi kita. Anda tak musti jadi ketua untuk bekerja lebih keras dan dikenal orang. Keunggulan seorang ketua juga-hanya-karena namanya selalu terletak di atas nama anda. Namun bukan berarti anda inferior profesionalitas ketimbang ketua. Kerja sama dan hormat-menghormati adalah yang terpenting. Tidak yang lain. Tapi ingat anda bisa mengurus oraganisasi atau semacamnya, adalah karena anda sudah terlebih dulu bisa mengurus diri anda pribadi dengan baik.
Masalah terakhir adalah bagaimana kita membuat gembarakan-gembrakan baru. Gembrakan baru perlu untuk menambah semangat dan gairah baru. Untuk apa mempertahankan kekonstanan yang menjemukan. Kita bisa membuat acara, kegiatan, ide baru, rubrik baru yang memajukan KSW dan Prestasi-nya. Ide dan gagasan anda bisa unik, kreatif bahkan gila! Kalau bisa jangan sampai pikiran anda pernah dipikirkan oleh orang lain. Sesuatu yang orisinil dan layak dipertimbangkan serta selanjutnya dilaksanakan. Tapi jangan tanya penulis apa dan bagaimana membuat gembrakan itu. Andalah pembuat gembrakan baru itu. Ya, anda sendiri!




larilah sebelum kebalap!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA