Waiting for The Moon
Sekarang, setiap bulannya, gue dan istri punya semacam ritual khusus, yaitu waiting moon. Alias nunggu istri kedatangan bulan atau tidak. Hal ini kami lakukan sejak kami ditinggal Ghaza ke surga dan kami menanti anak kami selanjutnya. Gue sih berharap bulan itu gak dateng-dateng lagi, dan itu berarti istri gue hamil lagi. Dan seterusnya punya anak lagi. Dan seterusnya bisa sedikit mengurangi kesedihan akibat ditinggal kakaknya. But you know, menunggu lebih gak enak ketimbang “melakukannya”. Hehe. Dan juga nungu saat ini lebih tertekan dari pada nunggu kehamilan pertama dulu. Namun ya mo gimane lagi emang kudunya harus menunggu dengan sabar kale... Sedihnya, serasa makin ditunggu anak yang ditunggu ga jadi-jadi. Liat aja rentang dari pangeran kecil kami yang tampan meninggalkan kami sampe sekarang udah ada 5 bulanan. Dan rentang gue melakukan ‘hal-hal resmi untuk mendapatkan anak’ udah ratusan, hem, mungkin udah ribuan kali. He. Tapi tetep aja die ga muncul-muncul. Gue ama istri sih hus