Maryamah Kapau
Menjadi seorang gadis yang tidak lagi muda, membuat Maryamah Kapau gelisah. Gadis paruh baya berumur 30 tahun ini terlihat gundah. Kesendiriannya hingga hari ini membuatnya nestapa. Hampir saja ia gila. Untung saja tidak. Ia masih bisa menghibur diri dengan banyaknya pengunjung di warung makan nasi Kapau milik Engkongnya. Namun tetep aja, kalo warung lagi sepi, ia kembali memikirkan nasibnya. Berupaya keras ia mencoba menahan rasa kesepiannya itu. Maryamah Kapau pun sering mencoba mengajak ayam goreng sambal atau telur dadarnya berbicara. Namun tentu saja mereka diam membisu. “Imah, bengong mulu... kesambet jin ayam baru tau rasa!” Engkong Pi’in mengagetkannya, membuat Maryamah Kapau tersentak dan buru-buru menceburkan wajahnya ke mangkok penuh semur jengkol. “Aduh, engkong! Ngagetin aja... rasanya kayak jengkol, Kong.” Sentak Imah alias Maryamah Kapau sambil buru-buru mengelap wajahnya yang berlumuran darah jengkol. Hehe, sadis amat. “Ya terang aje, elu kan kecebur gulai jengkol. Elu