Help me....

Kupikir perasaanku itu akan berhenti di satu titik dan tak bergerak lagi. Namun ternyata hal itu salah dan tak terbukti. Semua yang kutakutkan dulu mengganggu kehidupanku ada dan muncul lagi. Begitu saja, secepat lepasan anak panah dari busurnya. Langsung saja menancap tepat di sasarannya, hatiku. Dulu kupikir itu cuma pikiran kotor sementara yang akan menguap ketika ada hal lain yang lebih menarikkku untuk memikirkannya. Tapi ternyata lebih kusibuk akan hal dan aktivitas lain, pikiranku itu tak pernah berubah bahkan semakin besar dan semakin parah. Rasanya semakin benar-benar membuatku susah bernapas dan berteriak. Suaraku tercekat kuat di tenggorokan, tak seperti saat ku masih bersih dulu. Kini aku harus minum anti oksidan terlebih dahulu sebelum berbuat sesuatu. Gila! Kuingin lepas dari semua ini sebelum menjadi kangker yang merusak kesehatanku. Atau jadi AIDS yang membuatku kurus tanpa sebab. Apalagi sejak perasaanku itu muncul, karuan otak dan syarafku berjalan tak normal. Selalu memikirkan ke satu arah. Padahal aku tak suka berpikir ke satu arah yang sama. Pikiranku selalu bercabang dan menganak tak karuan. Tubuhku lunglai tanpa sebab, lemas dan mengurus. Padahal lagi, akhir-akhir ini aku menambah dosis makanku berkali-kali lipat. Tapi tetap saja tak merubah tubuhku, bahkan entah kemana semua makanan yang kutelan itu. Agaknya ia berubah jadi kentut yang sering kukeluarkan. Memang aku pikir aku sering buang kentut bukan hanya karena aku suka makan ubi yang sekarang banyak di jual di toko sayuran. Tapi ini pasti karena aku over makan, ditambah pikiran yang sangat runyam. Sering juga kuhibur dengan lagu-lagu Indonesia terbaru, the best, Inggris, Arab, atau shalawatan, tapi tetap tak mempan. Al Qur'an yang dulu kujadikan pegangan cuma menumpuk bersama-buku-bukunya yang tak pernah tersentuh kecuali oleh debu-debu yang setia. Kadang memang terbaca dan kudengarkan. Namun aneh, gema dan debarannya tidak seperti dulu saat aku masih bersih. Duh biyung! Aku jauh-jauh ke Mesir pengen bebas, pengen tobat, akhirnya cuma malah kembali ke kotor, ke najis ke gila! Salah siapa kecuali aku salah sendiri. Mo nyalahin orang laen, lingkungan, kampus yang tak nyaman dan menjemukan, teman yang melupakan, pacar yang sudah lupa cara bersms, ortu yang lupa kirim uang, makanan yang bikin sakit perut atau ubi yang tak bergizi dan cuma bisa bikin kentut. Mampus dah aku! Ujian pun makin dekat, tapi kampus dan muqoror kurasakan semakin jauh. Dan ditambah pikiran yang bikin stress itu. Huff.. Allah tolong aku…
Kureka-reka bait shalawat yang kedengarkan. Kudengarkan apa sih? Aku nggak paham kok! Aneh karena banyak dari kita berbuat sesuatu yang dia gak paham apa maksudnya sesuatu itu. Makanya jadi hampa, hambar kayak sayur gak ada ayamnya dagingnya, cuma kuah saja. Pikiran ini terus saja mengrogotiku. Sepertinya, otak kecil dan otak besarku sudah habis dilalapnya. Dan ia mau memakan otak tengahku, lambang kejeniusanku dan semua hapalanku. Bila sampai dimakan juga, habislah semuanya. Tapi aku masih punya simpanan di otak miringku, track record untuk mengulang semua yang pernah kumakan, hapal, rasakan, derita, suka. Ah jadi ingat masa di pondok dulu, saat hidup masih sedikit beban. Hidup cuma di sekitar 6 ha, kurang lebih. Kamar, kelas, masjid, gelora, lapangan bola. Tak ada yang lainnya. Nampak damai dan nampak menyenangkan. Apalagi ditambah semangat muda untuk terus unjuk gigi di depan calon kita. Semuanya penuh keindahan, kesejukan, dan kenyamanan. Namun kini resek tak karuan. Eh pernahkan perasaan ini juga kalian rasakan? Huff jangan-jangan cuma aku saja. Berarti kalau begitu ini memang salah di aku. Bukan kalian. Tapi tolonglah, aku minta bantuan, gimana cara ngilangin perasaanku ini... tolong ya....
larilah sebelum kebalap!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA