Belajarlah Sebelum Kamu Dipelajari


Seperti pepatah mengatakan, solatlah sebelum kamu disolatkan. Kita tuh harus selalu belajar, kan ada pepatah lain yang mengatakan, gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan kulit. Nah kalau kita yang mati? Meninggalkan apa coba? Manusia yang mati, katanya cuma bisa meninggalkan nama. Nama memang paling bisa banget untuk dikenang, apalagi nama dari seorang tokoh yang terkenal dan tersohor. Nah kalau kita yang mati, apa nanti bakal ada yang mengenang nama kita? Dan kenapa nama kita akan dikenang?
Hidup itu cuma sekali, kata orang, maka bikinlah yang berarti. Sekali kita hidup sekali juga kita mati. Kalau udah hidup masih bisa mati, tapi kalau sudah mati? Tidak bisa lagi hidup. Kalau udah mati, ya sudah berhenti semua yang bisa kita lakukan. Tidak bisa lagi kita melakukan sesuatu hal pun yang bisa dilakukan saat kita hidup. Sudah istirahat dari beraktivitas.
Di saat hidup, ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Bisa belajar, bisa makan, bisa menonton TV, bisa beribadah, bisa apa saja sampai buang hajat sekalipun. Saat hidup juga, kita punya kesempatan untuk melakukan sesuatu dan beraktivitas sesuai apa yang kita inginkan. Kita bisa maniak kerja atau miskin aktivitas.
Tapi saat kita mati, berhenti sudah kesempatan dan waktu. Berhenti sudah kekuatan dan kecekatan. Berhenti sudah ketampanan dan kecantikan. Berhenti sudah akal dan pikiran. Yang ada hanya tanah, cacing, malaikat dan timbangan.
Maka sebelum semuanya berubah, sebelum nyawa ditarik, badan dikafan dan kita dikebumikan, berbuatlah sesuatu yang bisa membuat kita dikenang orang. Bukan apa-apa, bukan bagaimana. Ini cuma sekedar memberi mereka ingatan akan diri kita. Bahwa kita pernah ada dan hidup di dunia ini; beraktivitas, berusaha, berjuang bersama mereka. Biarkan mereka bisa mengingat kita lewat amalan kita yang soleh atau amalan kita yang su'. Biar mereka bisa melihat kita belajar atau melihat kita cuma ongkang-ongkang kaki saja. Apa saja, bagaimana saja rupa kita.
Baiarkan mereka nanti mempelajari kita. Entah mempelajari apa baiknya diri kita, sehingga bisa mereka contoh dan teladani. Atau mempelajari apa buruknya diri kita sehingga bisa mereka ambil ibroh, lalu mencoba menjadi yang lebih baik dari kita. Walhasil biar mereka bisa belajar dari orang yang sudah meninggal, kita.
Thomas Alva Edison dikenang dengan "Cuma" bohlam pijarnya, Einstein hanya sekedar pakai rumus e=mc2. Yang remeh-remeh saja, yang kecil-kecil saja, yang mudah-mudah saja. Anda cuma perlu mengangkat senjata (misalkan), melawan kompeni seperti Pangeran diponogoro yang namanya selalu disebut di buku sejarah kita. Anda tidak perlu menjadi Supermen atau Batman, cukup Si Buta dari gua hantu saja.
Maka cukup saya bilang, anda belajar saja. Cukup baca habis muqoror-muqoror anda. Habiskan sampai akar-akarnya, lalap sampai tuntas dan tandas, hapalkan sampai nglotok di kepala anda, sikat sampai tulang-tulangnya. Dan biarkan-biarakan orang-orang nanti menilai anda di ujian. Anda pasti dan pasti akan dikenang. Lakukan sekarang, sebelum anda mati loh!
larilah sebelum kebalap!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA