kemaren aku ngaji. ngaji sendiri sih biasa karena kita disini emang terpacu untuk mengaji. muqoror kita banyak, 6 juz kalo tak mengaji tiap hari mana bisa mengejar? biasanya aku mengaji sendiri, baca qur'an, pahami, hapalkan. kadang sulit, kadang mudah. kadang cepat kadang lambat. tergantung mood, rasa, perasaan, akal. namun dekat ujian, hapalan kutancap. dan kemaren itulah saatnya aku ngaji lagi. maksudku ngaji dengan syaikh Mesir. dulu pas tingkat satu dan dua, aku juga ngaji. dengan seorang syaikh namanya Ahmad. orangnya suka senyum, ramah tapi galak kalo ngajar. tangan, kaki, paha, telingaku sudah habis dipukuli dia atau dijewer. gak terlalu sakit sih, cuma ya sakit juga. kadang kalo tak ada kayu rotan pun jadi. rupanya mungkin syeikh tau pepatah itu. tak ada kayu, rotanmu jadi tuk memukuli. aku pernah lho sampe hampir menangis. ceritanya kan kita selalu ada ujian setiap beberapa bulan sekali. gak tentu. kalo aku habis satu juz, kita berhenti menghapal, murojaah lalu imtihan. k