Salah ya Minta Maaf

Kesalahan yang tak disengaja (atau sengaja tapi karena udah keseringan), terkadang membuat kita sendiri heran. Kapan ya gue melakukan hal itu? Benar tidak ya, gue telah bersikap kurang baik? Ah, gue kan tidak bermaksud begitu. Ah cuma dikit aja...Ah cuma gitu aja....Dan sekian banyak pemaafan yang kita ukir untuk diri kita sendiri, tanpa peduli apakah kesalahan itu menahun atau menjadi besar hingga kini.

Tak usahlah lagi berbagai alasan itu dicari. Mari, mulai memperbaiki, mulai saat ini. Sebab kita tak pernah tahu kapan diri kita pernah menyakiti. Mungkin kemaren, mungkin tempo hari. Kadang kita ingat apa yang kita lakukan pada orang lain. Namun saat yang lain kita alpa dan lupa. Tak ada yang tau. Tak ada yang bisa selalu ingat apa yang telah ia lakukan, apalagi kejadian itu sudah berlalu lama. Apalagi yang tidak disengaja.

Parahnya kita selalu sibuk mencari, melihat, mengorek-orek, investigasi, gossipin kesalahan dan kekurangan orang laen. Sementara terhadap diri kita, kita selalu enggan mengaca, intropeksi, melihat apa yang salah pada diri kita, kemudian megoreksinya dan merubahnya menjadi lebih baik. Kita sibuk melihat semut jauh di seberang lautan, sampe berenang-renang gitu. Sementara gajah di depan mata tak pernah tampak oleh kita. Mungkin karena pake kacamata item ya?

Nah bila kita bersalah alias berdosa terhadap Tuhan, maka tanggung jawab kita meminta maaf dari-Nya. Karena begitulah seharusnya. Dan ketika elo bersalah terhadap manusia, maka tanggungjawab elo meminta maaf juga dari manusia. Horizontal-horizontal, vertical-vertical. Tapi kalau misalnya orang yang elo sakiti sudah elo lupa dimana tempatnya, atau dia sudah meninggal dunia, maka tak usah enggan dan malu untuk memintakan maaf melalui Dia. Allah malah seneng lho!

Sobat, berbuat salah itu wajar. Yang tak wajar adalah terus-menerus berbuat kesalahan tanpa mau mengakui kesalahan itu. Dan secara terus menerus melakukannya tanpa rasa bersalah dan pemintamaafan atas kesalahan yang diperbuat itu. Inget kan kunci tobat/minta maaf? Udah lupa? Kita maapin deh.. Hehe..

1. Ngaku dulu kalo punya salah
Pengakuan kadang bikin orang gengsi untuk melakukan. Mungkin menganggap dirinya orang besar, tak pantas melakukan dan mengaku punya kesalahan. Padahal ni ya, dulu ada seorang sahabat Rasulullah Saw khilaf menghina Bilal bin Rabah sang muadzin bersuara emas. Rasulullah Saw pun menegurnya dengan keras. Padahal secara kodrat sahabat ini lebih tinggi derajatnya ketimbang Bilal, tapi bagi Rasulullah SAW kehormatan dan kemuliaan itu bukan dari pangkat dan jabatan, tapi dari ketaqwaannya. Disuruhnya beliau minta maaf. Sahabat itu pun sadar dan meminta maaf terhadap Bilal dengan cara menyungkurkan kepalanya ke tanah untuk diinjak oleh Bilal supaya beliau dimaafkan.. Masya Allah! Siapa yang mampu begini kecuali para sahabat Nabi Muhammad Saw?

2. Minta ampun, minta maaf terhadap korban kesalahan kita.
Allah, temen kita, orang yang kita hina diam-diam di belakangnya, yang kita cemarkan nama baiknya, guru yang kita bikin marah. Orangtua yang kita sering kita kecewakan, yang udah kita durhakai dengan malas belajar, sibuk pacaran, sibuk organisasi, melupakan prestasi...
Melupakan jerih payah ortu yang bekerja keras banting tulang peras keringat atau mungkin utang sana-sini untuk biayai kita. Yang ingin melihat kita sukses, berhasil, jadi orang bener.. hik-hik.

3. Berjanji dengan sungguh-sungguh untuk tidak lagi mengulangi kesalahan serupa.
Ini kuncinya. Berjanji untuk-bahkan-tidak memikirkan hal yang sama. Nggak lagi macem-macem, nggak lagi maen-maen. Semakin serius menghadapi hidup, menghadapi sekolah dan kuliah. Apalagi yang dulu pernah ga naek atau ga lulus-lulus. Kalo dulu udah pernah gagal, jangan pernah mengulangi kesalahan yang sama. Kita mungkin nyante aja, tapi orang yang bekerja untuk kita dengan penuh air mata?

4. Berbuat sebaliknya; kalo dulu jahat, jadi baek.
Yang dulunya kasar jadi kasur (hehe) eh halus perangainya. Yang dulunya galak, jadi ramah. Yang dulunya pesek, jadi mancung. Idih, ini mah operasi plastik. Haram alaik! Selalu berusaha untuk berbuat baik dari yang kemaren dari yang dulu-dulu. Sabda Rasulullah Saw, “merugilah orang yang hari ini sama seperti hari kemaren. Dan celakalah orang yang besok sama dengan hari ini”. Hidup itu musti dan kudu untuk berubah ke arah yang lebih baik. Wajah semakin tua bisa semakin jelek dan tak disukai, tapi akhlaq dan prestasi harus semakin tua semakin baik dan dicintai. Betul tidak nih?

Namun, semua ini nggak ngerubah kita jadi orang laen lho! Kita tetep jadi diri sendiri. Nama tetep yang kita pake. Jangan sampe kita ngerubah nama hanya gara-gara pernah berubah salah terus takut dituntut atas kesalahan itu. Yang diinginkan adalah kita menghilangkan kesalahan itu. Atau paling tidak menimalisirnya. Itu aja kok! Kita seperti setiap orang normal laennya punya potensi untuk berbuat kesalahan. Mestinya memang kita tak usah membuat kesalahan, supaya tak perlu meminta maaf. Tapi apakah bisa, tak membuat kesalahan sedikitpun?

Kita kan manusia, makanul khotoq wa nisyan. Tempatnya salah dan lupa. Jadi wajar donk untuk bersalah dan melakukan kesalahan. Dan tentu saja akibat itu, wajar juga kalau kita minta maaf terhadap kesalahan yang telah kita buat itu.

Yang jadi masalah adalah ketidakadanya kontrol jiwa! terhadap hawa nafsu itu. Kita bukan berarti harus jadi malaikat untuk tidak berbuat kesalahan. Kita tetep sampai akhir hayat, jadi manusia. Tapi manusia yang bisa ngontrol jiwa terhadap tindak-tanduknya terhadap sesama dan pada Tuhannya. Manusia yang ketika kontrolnya sedikit kendur, dengan cepat meminta maaf dan melakukan kebaikan guna menutupi kesalahan yang ada.

Manusia yang nggak perlu nunggu lebaran dan ketupat datang untuk meminta maaf. Manusia yang suka meminta maaf dan juga memberi maaf, kapan aja, dimana aja, sama siapa aja. Manusia yang tak perlu nunggu denger takbiran berkumandang, baru merasa khilaf ama kesalahan dan meminta maaf. Manusia yang tak perlu nunggu sholat ied untuk sungkem ama orang tua, bersimpuh dan meminta maaf pada keduanya. Manusia yang.... berlaku sebagai manusia.

Babe, Lope U

Komentar

Jackster® mengatakan…
ayuh semua sertai topblog mesir http://topblog.jackster.my/index.php?a=join

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA