Bencana Adalah Buah Dosa Perbuatan Manusia

Allah telah berulang kali memberikan teguran kepada bangsa kita, tapi sedikit di antara kita yang mampu menimba kesadaran dari itu semua. Yang masih segar dalam pandangan dan ingatan kita gempa dan tsunami yang memorak-porandakan beberapa negara, tentu yang sangat terkesan sekali di hati kita apa yang berada di samping kita yaitu Aceh dan gempa Nias. Juga ada gempa di Jogya, banjir di Amerika, kebakaran hutan yang dahsyat di Australia, dll.

Pertanyaannya adalah apakah hal itu membuat kita semakin tunduk kepada kebesaran Allah? Atau sebaliknya?!

Bumi yang kita pijak, udara yang kita hirup, air yang kita minum setiap detik kita pergunakan dalam rangka melakukan maksiat kepada Allah. Lupakah kita dengan firman Allah:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memberitahukan: Jika kamu bersyukur, sungguh Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan tetapi jika kamu mengkufuri (nikmat tersebut) sesungguhnya azabKu amat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Dan firman-Nya lagi:
مَّا يَفْعَلُ اللّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَآمَنتُمْ
“Allah tidak akan mengazabmu jika kamu bersyukur dan beriman.” (QS. An Nisaa’: 147)
Tapi kita jarang dan sedikit sekali bersyukur. Kalo bercukur kagak pernah lupa tiap hari. Heran! Segala fasilitas yang diberikan Allah, kita manfaatkan malah untuk durhaka pada-Nya mulai dari mata, telinga dan lidah kita pergunakan untuk hal yang haram, untuk film-film haram, nyanyi-nyanyian ga jelas dan parno dan sering berkata bohong.

Makan dan minum serta pakaian kita pun bersumber dari usaha yang haram, mungkin dari hasil rampokan, pembunuhan, korupsi, kolusi, sogok, atau hasil tipuan, lacuran, judi, penjualan CD porno dan seterusnya. Itulah diri kita, maka mengapa kita tidak pantas untuk diazab?

Kemudian timbul pertanyaan, kita kan udah banyak berdoa biar selamet dunia akhirat? Kan udah doa Rabbana Atina fiddunya.... Eits, di mana Allah akan mengabulkan do’a kita sementara keadaan kita selalu bergelimang dengan segala hal yang haram?
Perhatikanlah ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisahkan seorang yang menemui kelelahan dalam perjalanan yang panjang, dalam kondisi seluruh tubuhnya di penuhi debu, lalu dia mengangkat kedua telapak tangannya ke langit sambil berdoa: Ya Tuhanku, Ya Tuhanku. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Bagaimana Allah akan mengabulkan doanya, sedangkan makanannya dari yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dia dibesarkan dari yang haram?” (HR. Imam Muslim no. 1015)

Dari hadits di atas jelas sekali bagaimana akibat dari menikmati sesuatu yang haram, sekalipun dia dalam kondisi yang sangat membantu supaya dikabulkan doanya. Karena dalam sebuah hadits lain disebutkan bahwa do’a musafir itu terkabul sekali, tapi ada hal yang menghalanginya yaitu memakan harta yang haram. Apalagi kalo safir (jalan-jalannya) untuk tujuan maksiat. Kisah di atas bisa untuk memperbandingkan dan menilai kondisi kita.

Tapi jangan takut and gelisah, Allah Yang Maha Baek masih memberikan waktu kepada kita untuk bertaubat, untuk kembali kepadanya. Maka pertanyaannya adalah apakah kita masih akan menunda-nunda taubat itu, sampai azab Allah yang lebih besar lagi datang kepada kita? Please deh! Mari kita simak firman Allah berikut:
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِم مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِن دَآبَّةٍ وَلَكِن يُؤَخِّرُهُمْ إلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى فَإِذَا جَاء أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ
“Jikalau Allah menyiksa manusia (sesuai) dengan kezaliman Mereka, niscaya tidak akan tertinggal di atas permukaan bumi ini satupun dari binatang yang melata, tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) Mereka sampai pada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba (waktu yang ditentukan), Mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.” (QS. An Nahl: 61)

Dalam ayat yang lain berbunyi:
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِن دَابَّةٍ وَلَكِن يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى فَإِذَا جَاء أَجَلُهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِعِبَادِهِ بَصِيراً
“Dan jikalau Allah menyiksa manusia dengan segala apa yang Mereka usahakan, niscaya tidak akan tertinggal di atas permukaan bumi ini satupun dari binatang yang melata, tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) Mereka sampai pada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba (waktu yang ditentukan), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (QS. Faathir: 45)

Simak lagi kalam Ilahi:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ . أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتاً وَهُمْ نَآئِمُونَ . أَوَ أَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ . أَفَأَمِنُواْ مَكْرَ اللّهِ فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Dan jika sekiranya penduduk berbagai negeri mau beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada Mereka keberkahan dari langit dan bumi, tetapi Mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) maka Kami menyiksa Mereka dengan apa yang Mereka usahakan. Maka apakah penduduk berbagai negeri merasa aman dari kedatangan siksaan Kami di malam hari di waktu Mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk berbagai negeri merasa aman dari kedatangan siksaan Kami pada waktu dhuha ketika Mereka sedang bermain-main? Atau apakah penduduk berbagai negeri merasa aman dari ancaman azab Allah (yang tanpa diduga-duga)? Tidaklah yang merasa aman dari ancaman azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raaf: 96-99)

Itulah janji dan ancaman Allah bagi umat manusia yang tidak mau beriman dan bertakwa, Allah nyatakan pula dalam ayat di atas bahwa kesejahteraan dan kemakmuran hanya dengan beriman dan bertakwa kepada-Nya. Allah tidak akan mengazab penduduk suatu negeri kecuali Mereka itu telah melampaui batas dalam kezaliman Mereka, baik terhadap diri Mereka sendiri maupun terhadap orang lain. Allah katakan dalam ayat yang lain:

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan berbagai negeri secara zalim, sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Huud: 117)
وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى حَتَّى يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولاً يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَى إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ
“Dan Kami tidak pernah menghancurkan berbagai negeri kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.” (QS. Al Qashash: 59)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan dalam sabdanya: “Tidaklah seorang hamba ditimpa sebuah bencana baik besar maupun kecil kecuali dengan sebab dosa, dan apa yang dimaafkan Allah jauh lebih banyak.” (HR. At Tirmizi no: 3252) kemudian beliau membaca firman Allah:

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
“Dan musibah apa saja yang menimpa kamu, maka adalah dengan sebab usaha tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu.” (Q.S. Asy Syura: 30)

So mari kita jalankan 3T dengan segera. Taubat, Takwa dan Tawakal! Semoga Allah mengampuni segala dosa kita, menjauhkan kita dari azabnya dan diberikan rahmatNya.....Amiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA