Terpesona


Abis dari kumpul KSW kemaren, aku bener-bener dibuat terkesima oleh orang yang selama ini aku kagumi. Gawat kan? Kalau pertama sudah kagum ditambah terkesima, apa yang akan terjadi selanjutnya? Aku sih jaga banget untuk tidak benar-benar suka padanya seperti apa yang aku khawatirkan selama ini. Aku bener-bener takut jatuh cinta padanya. Ada beberapa alasan, perama aku takut ini cuma cinta semu seperti dulu-dulu. Yah, cinta sesaat kemudian langsung menguap entah kemana. Kedua aku udah berjanji dengan seorang wanita lainnya di Indonesia untuk menikahinya. Walau sampai sekarang aku belom yakin seratus persen atas apa yang aku lakukan itu, aku tentu tidak akan sampai hati untuk melepas janjiku. Ketiga, gadis yang membikinku terkesima kali ini begitu sempurnanya. Dia dapat nilai sembilan dari sepuluh nilai yang aku punya. Dia punya kecantikan, kesolehan dan kemanjaan!
Aih, lagi-lagi aku terpesona pada kemanjaan wanita. Entah aku rasa emang aku cocok dengan tipe begini. Kalau lihat pilem di TV yang menceritakan tentang seorang wanita yang penuh kemanjaan, aku betul-betul terkagum. Apa karena dulunya aku anak yang manja dan mama memanjakan aku ya? Dan dengan semua penilaian yang hampir sempurna itu, tentu aku gak akan gegabah padanya. Sekali lagi yang aku harus camkan pada otak dan pikiranku adalah pasti dia udah punya! Apalagi denger perkataan temannya bahwa tidak mungkin orang yang menjaga seperti dia, kalo belum punya? Aku hanya husnudzon apa yang dia katakan itu sebuah kebenaran.
Yah, walau pasti aku akan merasa kehilangan, aku tak akan bisa membiarkannya tidak bahagia. Bisa dimengerti memang aku adalah laki-laki yang lemah, aku bukanlah laki-laki yang gentle. Apa mau aku buat lagi, aku memang banyak kekurangan. Kayaknya terlalu naif dan mengada-ada kalau aku ungkapkan perasaan padanya. Bukankah selama ini yang suka padanya bukan cuma aku saja? Tidak mungkin aku anggap diriku pantas untuk disandingkan dengannya.
Aku pun tahu dari gosip teman-teman bahwa aku cuma pantas disandingkan dengan seseorang yang juga punya kekurangan sama denganku. Aku jadi tahu diri, penilaian orang adalah yang terlihat di luar. Ah, tapi juga dalemanku tidak terlalu baik dan tak pantas juga dibangga-banggakan. Kenapa mau mencari kesempurnaan? Dari dulu waktu SD harusnya aku sudah intropeksi kalau aku tuh gak cocok bagi wanita yang cantik. Mungkin bukan sekedar aku gak ganteng-ganteng amat, ada ada yang lain. Aku bisa tahu itu, karena tidak semua wanita cantik yang pernah kutemui bersuamikan cowok ganteng. Ada bahkan gak pantes banget gitu saat disandingkan di pelaminan.
Ada sesuatu yang hilang atau tidak ada dalam diriku yang bisa menarik seorang wanita takluk dalam pelukanku . Mungkin aura, mungkin daya pikat, mungkin apa aku kurang ngerti. Cuma dari pengalaman yang ada memang membuatku menyimpulkan satu hal yang pasti ada dalam diriku, aku kurang perhatian pada mereka. Padahal teori udah aku kuasai bahwa gak ada wanita yang tidak suka diperhatikan seorang laki-laki, apapun bentuknya laki-laki itu. Dikasihi, disayangi diperhatikan bisa meluluhkan hati walaupun sekeras karang, sekuat baja.
Harusnya, ketika aku suka kemanjaan seorang wanita, aku juga bisa memanjakan mereka. Ketika ada yang bilang man jadda wajada, harusnya ketika kita ingin wanita yang manja, kita harus manja duluan. Tapi mana mungkin aku bisa memanjakan wanita, aku kurang ahli dalam hal itu. Dalam pembicaraan one by one, atau 4 mata aja keok alias gak ada kemampuan. Malah kadang kata-kataku dan nada bicaraku terdengar ketus dan tidak enak untuk didengarkan. Pasti ada cara lain, tapi apa ya? Aku gak tahu itu. Tapi aku yakin suatu ketika aku bakal tahu. Mungkin setelah aku nikah dengan seseorang yang aku kenal dan kagumi seperti gadis itu atau gadis yang benar-benar aku tidak kenal. Why not?
larilah sebelum kebalap!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA