Gampang kok bunda...

Sebenernya gampang banget kok, Ayah dan Bunda tinggal kasih izin aja sama aNanda. Nanti biar Nanda yang cari sendiri. Paling juga gak sampe sebulan kalo emang bener-bener serius dan mau nyari pasti dapet. Tapi Ayah dan Bunda bisa ikut berikan kriteria kok. Misalnya mau yang pake jilbab lebar atau yang minimal pakai kaos kaki. Jangan takut Bunda ada banyak disini. Apalagi kalau mau menunggu anak baru nanti. Sampai sekarang aNanda belom ada kan karena Nanda mengikuti nasehat dan arahan dari Ayah dan Bunda supaya Nanda tidak terlalu tergesa-gesa. Nanda tidak ingin menentang hal itu, Nanda yakin itu hal yang terbaik yang Ayah dan Bunda harapkan buat Nanda. Semua itu toh kembalinya buat kebaikan Nanda sendiri. Jadi kenapa Nanda musti menolaknya. Namun kalau ternyata saat ini Nanda ingin minta izin menikah dari Ayah dan Bunda, bukan Nanda ingin merubah semua itu. Semua sudah seperti yang digariskan dan direncanakan kita bersama. Namun sunatullahlah pengatur segalanya. Nanda sudah beranjak dewasa. Nanda harap itu bukan cuma perasaan saja tapi sebuah kenyataan yang harus Nanda dan kita hadapi bersama.
Sebagai sebuah konsekuensinya, Nanda, Ayah dan Bunda harus siap menghadapi apa yang seharusnya dihdapi. Dewasa sendiri bukan pilihan. Dewasa adalah sebuah urutan waktu yang harus mau tak maui kita hadapi bersama dalam hidup ini. Seperti lahir dan mati. Bahkan, jika kita tidak mengikutinya malah akan melanggar ketentuan ilahi.
Nanda gak mau main-main kok yah, Bunda. Nanda ingin yang serius. Karena hidup ini memang harus dihadapi dengan penuh keseriusan. Hidup itu bukan main-main kan, itu kata Ayah. Jadi harus dijalani dengan kesadaran yang penuh tanggung jawab.
Buat apa Nanda sekarang pacaran atau menyimpan kekasih, selain tak halal akan membuat Ayah dan Bunda marah kan? Kakak-kakak Nanda semua sudah merasakannya bukan? Mereka berpacaran karena memang tidak ada cara lain dalam melampiaskan cinta yang udah keburu ada diantara mereka dengan pasangannya. Sekali lagi dalam hal ini Ayah Bunda-maaf-tidak bisa menahannya. Yang dibutuhkan bagi pasangan yang kasmaran hanyalah arahan agar romantimesme mereka itu halal dan penuh tanggung jawab. Sebuah penikahan itu jawabannya.
Ayah dan Bunda, sekali bukan dan tidak ada maksud sama sekali bagi Nanda mengajari. Ayah dan Bunda lebih tau segalanya daripada aNanda. ANanda akan selalu dan selalu kurang dan muda daripada Ayah dan Bunda. Nanda juga belom banyak makan asam garam kehidupan ini. ANanda selalu penuh alpa dan khilaf. ANanda masih selalu akan membutuhkan arahan dan nasehat.
Semua ini Nanda ungkapan hanya untuk mengeluarkan isi hati yang tlah lama terpendam. Ini bukan dendam yah, Bunda. Juga bukan pamer ilmu karena Nanda kuliah di negeri para nabi dan Rasul tercinta. Ini adalah ungkapan hati yang insya Allah diniatkan untuk ilahi Rabbi. Tak ada maksud dan keinginan kalau hanya untuk main-main dan becanda belaka. Nanda takut yah, Bunda. Nanda takut akan masa depan Nanda yang menjelang, kematian yang menerjang. Nanda takut akan cita-cita yang tak bisa Nanda selesaikan. Jiwa ini takutnya keburu melayang.
Nanda punya masa depan dunia akhirat. Bagi Nanda hukuman di dunia belum seberapa. Namun di akhirat kelak, siapa yang tahan siksaNya? Nanda takut kalau harus terperosok ke hal-hal yang dilarang agama. Terjerat jaring-jaring cinta yang terlaknat. Terhempas ke jurang kenistaan yang dimurkakan. Nanda takut yah, Bunda masuk seperti teman-teman lain yang berhubungan terlarang dan tersembunyi tak takut azab ilahi.
Nanda ingin aman menghadapi masa depan. Walau Nanda tahu tiada yang tahu masa dsepan kita dimana. Kita hanya bisa menebak dan menerka, Tuhanlah yang menentukannya. Bahkan Tuhan sudah menentukan kita mati dimana. Tak perlu kiranya Nanda tuliskan ayat dan hadist yang berkenaan tentang baiknya nikah di waktu muda. Bagi Nanda sendiri memang menikah bukan sekedar mencari tempat yang tepat untuk menghamburkan sprema. Tapi menikah adalah lebih dari segalanya. Nikah adalah separuh bahkan lebih perjalanan hidup manusia. Sebagian besar kehidupn kita bahkan baru dimulai saat kita menikah.
Nanda pun tau resiko dan beban yang terkandung didalamnya. Akan tanggung jawab akan kemandirian akan pentingnya arti sebuah keluarga. Sangat berat yah, Bunda. Namun bukan berarti tidak bisa dicoba. Kalau semua itu yang Ayah dan Bunda pikirkan dan menjadi alasan untuk menahan pernikahan kakak-kakak Nanda saat kuliahnya, Nanda mohon hilangkan kali ini saja. Ayah dan Bunda bisa mencobanya. Bahkan Nanda rela jadi kelinci percobaanya. Sebab kalau tidak pernah dicoba, bagaimana kita bisa tau bagaimana hasilnya? Tentunya bayangan resiko dan akibatnya kalau terjadi hal yang tidak diinginkan sangatlah berat. Tapi bukankah kita keluarga, tentunya kita bisa menanggungnya bersama. Bukankah janji keluarga kita adalah bahagia dan sedih tetap bersama? Dan bagaimana tentang rencana cucu luar negerinya yah, Bunda?larilah sebelum kebalap!

Komentar

tanirah mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
tanirah mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
tanirah mengatakan…
Ass,
cerita asli nih?
menarik, succes deh untuk rencana walimahnya.
Aris Hanafi mengatakan…
Mas Akur...
Menjadi tua itu kepastian. Tapi menjadi dewasa itu pilihan. Betapa banyak orang yang tua umur tapi tidak juga beranjak dewasa. Padahal seluruh prilaku akan dipertanggungjawabkan begitu orang dah akil baligh. Berapapun umurnya.

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA