tembok


Di tengah malam yang gelap, karena matahari tertidur lelap, Sesosok bayangan hitam melesat cepat ke sebuah rumah di pinggiran sungai cileduk. Menyusul sosok-sosok lainnya yang gerakannya tak kalah cepat. Melesat bak ninja, tanpa mengeluarkan bunyi sedikit pun. Seperti mobil panther. Wus! Tanpa suara. Semuanya berkumpul diruangan tengah rumah yang tidak terlalu luas itu. Seseorang yang berada paling tengah bersuara. “Saudara-saudaraku terima kasih telah sudi menerima undanganku” Semua orang disana mendengarkan dengan seksama, takut ada kata-kata yang terlewat. “Kali ini kita berkumpul, bukan sekedar reuni belaka. Tapi ada misi khusus buat kita semua”
Orang yang di tengah yang tampaknya ketua itu kembali bicara, “Tadi malam aku disms ustadz kita, utadz Bu-tonk. Beliau mengatakan akan ada misi buat kita yang berkumpul disini. Misi yang sangat penting dan sangat serius sekali karena menyangkut masa depan bangsa ini” ia menghela napas. “kita semua tahu bahwa Indonesia sedang dilanda kemalasan total dalam bekerja, sehingga menyebabkan produksi negara merosot drastis dari hari kehari” Semua yang berkumpul mengiyakan. Keadaan negara memang kacau. Tak ada yang bekerja.
“Semuanya itu diakibatkan oleh virus aneh yang disebarkan oleh para pe- dangdut wanita yang tersebar di seluruh penjuru negeri ini” “virus ini bila mengenai mata akan mengakibatkan rasa malas luar biasa“ Suasana hening, asyik mendengarkan parkataan sang pembicara. “Penyebarannya yaitu melalui, maaf, pantat alias bokong-bokong mereka!” “Ha!” “Bokong!?” Semuanya terkejut, terpelanting, terlempar dari tempat duduknya masing-masing. Maklum mereka ternyata lulusan pondok pesantren, jadi sangat sensitif akan hal ini. “Ulangi, Bang” kata mereka serentak. “Hus! Gak usah, ayo kembali ke tempat duduk kalian!”
Setelah semua kembali pada tempat duduknya, ketua melanjutkan, “Ustadz menyuruhku untuk mengumpulkan kalian untuk memberantas virus ini. Karena polisi dan ABRI tak bisa menanggulanginya, karena virus ini tak kelihatan. Hanya kita, anak-anak lulusan pondok yang bisa melihatnya. Dan kita, dengan keahlian yang kita miliki, berupaya menghancurkannya sampai ke bokong-bokongnya, eh keakar-akarnya.” “Yeah mari kita lakukan!” Teriak yang lainnya semangat. Ini misi yang sangat menarik. Biasanya misi mereka cuma menyusun kamus Arab-Indonesia atau dakwah ke desa-desa terpencil. Kini ada hal lain yang bisa mereka lakukan. Dan itu menggunakan keahlian mereka!
“Kini kita semua akan menjadi petrus, penembak misterius. Kita masing-masing akan diberi senapan jarak jauh yang sudah diberi antivirus. Tembak tepat kebokong-bokong penyanyi dangdut yang makin hari makin aneh gerakannya itu.” “Bang saya mau Tanya, gerakan yang mana yang mengandung virus?” orang pendek yang duduk paling pojok bertanya. Sang ketua tampak berpikir keras, namun sejurus kemudian dia menjawab, “Semua gerakan! Dari mulai gerakan ular, patah-patah, ngebor, ngecor, dan lain-lain”
“Ok! Mulai sekarang juga kita bekerja, tapi waspada, karena ketua penyebar virus itu, Inul, mempunyai pasukan khusus pesanan dari Amerika untuk menjaganya.” Pasukan itu bernama FBI alias Fans Berat Inul.” “Tapi jangan takut Allah bersama kita” Serang!!” Mereka pun menyebar ke penjuru arah dengan cepat. Ke seluruh penjuru wilayah Indonesia.
Setelah hari itu, penyanyi-penyanyi dangdut bertumbangan. Ada yang ketika manggung jatuh tiba-tiba, ada yang lumpuh, dan lain-lain. Tak ada yang tahu kenapa. Kecuali pasukan ninja. Pasukan itu sukses besar menjalankan misinya yang benama tem-bok (tembak bokong). Kini setelah seminggu bertugas, tinggal satu musuh mereka. Ratu dangdut, Inul. Jangankan bisa menembak Inul, mendekati panggungnya saja sudah sulit. Karena penjagaan yang dilakukan FBI sangat ketat. Akhirnya mereka berkumpul kembali untuk mencari ide. “Bang sulit sekali menembus penjagaan mereka. Kami takut, salah-salah mengenai orang” Salah satunya bertanya pada sang ketua. Sang ketua berpikir panjang. Namun nihil, tak ada ide. “Tunggu! Mungkin ustadz kita punya ide yang menarik”
Pertemuan dilanjutkan esok harinya. Ustadz Bu-tonk bersama mereka kali ini. “Pertama saya ucapkan terima kasih kepada kalian semua. Tugas akhir ini memang sulit. Namun bukannya tidak mungkin. “Tapi masalahnya pertama, kalau terlalu dekat kalian melanggar pantangan santri, godhul bashor, kalian akan terkena virus itu.” Nah, solusinya adalah biar ustadz saja yang bergerak, karena ustadz bukan lagi santri. Dan mata ustadz sudah kebal dengan segala macam virus.” Anak-anak cuma mengangguk-angguk setuju.
Akhirnya ustadz Bu-tonk bergerak. Dengan kemampuannya yang luar biasa, beliau berhasil menancapkan sebatang jarum halus tepat di bokong Inul. Dan jatuhlah Inul, Ratu dangdut itu dan musnahlah virus yang ia bawa. Setelah itu seluruh anggota dikumpulkan. Dan berakhirlah misi tem-bok!


larilah sebelum kebalap!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA