Ustadz By Request
Dulu cita-citaku jadi seorang dokter yang ga pernah buka praktik di rumah ato RS.
aku akan datang ke rumah si sakit atau langsung menuju sasaran. Bukan aku yang dicari pasien tapi aku yang akan mencari mereka. Walo sampe ke ujung-ujung gang, pulau kecil atau di bawah jalan layang. Aku akan mengabdi dengan mereka memberikan seluruh ilmuku yang ada. Bahkan mungkin menyuntik tepat di pantat mereka bila diperlukan.
Sekarang karena sedikit kecelakaan fatal (sedikit kok fatal?), aku jadi ustadz (kata orang) bukan karena aku sendiri yang mengatakan dan menyebutnya. Tapi lebih karena jika ada orang bertemu denganku merke akan berkata, "Hi, Ustadz, what's Up Man?" Atau bila anak didikku datang menghampiri akan mencium tanganku dan berucap salam."mlekum, tadz minta duit dunk!"
Dan seperti rencaku sebagai seorang dokter, akulah yang akan mendatangi mereka, seperti para pendeta yang mendatangi para dombanya. Aku yang akan datang ke rumah mereka, surau mereka yang akan roboh, hutan yang lebat, atau padang pasir yang subur (?).
Aku akan menjadikan mereka tuanku dan aku adalah pembantu mereka. Membantu mereka mengenal Allah, RasulNya dan ajaran Islam secara sempurna.
Aku pasti akan sangat bangga, bisa memberikan apa yang saya miliki. Aku pasti akan senang karena bermanfaat bagi orang lain.
Dan kini aku memang begitu aku datang ke mereka, tapi bukan karena aku mau, tapi karena mereka mau,
"Tadz, isi pengajian ibu-ibu ya...."
"Ustadz yang ganteng, kami undang untuk ngisi acara di akikohan anak saya ya.."
Tadz, ntar isi khutbah Ied ya, tapi kutbahnya jangan lama-lama. kita udah mau silahturahmi
Tadz jadi imam selama bulan Ramadhan ya, tapi suratnya yang pendek-pendek aja. yg qulhu-qulhu itu loh..jangan albaqoroh...
Tadz, baca Yasinan ya (waduh padahal saya Muhammadiyah)...
ya dan kemudian saya memberi julukan bagi saya sendiri 'ustadz by request' dan saya ga bangga sama sekali. Walo sesekali mereka menyelipkan seamplop buat makan istri saya.
aku akan datang ke rumah si sakit atau langsung menuju sasaran. Bukan aku yang dicari pasien tapi aku yang akan mencari mereka. Walo sampe ke ujung-ujung gang, pulau kecil atau di bawah jalan layang. Aku akan mengabdi dengan mereka memberikan seluruh ilmuku yang ada. Bahkan mungkin menyuntik tepat di pantat mereka bila diperlukan.
Sekarang karena sedikit kecelakaan fatal (sedikit kok fatal?), aku jadi ustadz (kata orang) bukan karena aku sendiri yang mengatakan dan menyebutnya. Tapi lebih karena jika ada orang bertemu denganku merke akan berkata, "Hi, Ustadz, what's Up Man?" Atau bila anak didikku datang menghampiri akan mencium tanganku dan berucap salam."mlekum, tadz minta duit dunk!"
Dan seperti rencaku sebagai seorang dokter, akulah yang akan mendatangi mereka, seperti para pendeta yang mendatangi para dombanya. Aku yang akan datang ke rumah mereka, surau mereka yang akan roboh, hutan yang lebat, atau padang pasir yang subur (?).
Aku akan menjadikan mereka tuanku dan aku adalah pembantu mereka. Membantu mereka mengenal Allah, RasulNya dan ajaran Islam secara sempurna.
Aku pasti akan sangat bangga, bisa memberikan apa yang saya miliki. Aku pasti akan senang karena bermanfaat bagi orang lain.
Dan kini aku memang begitu aku datang ke mereka, tapi bukan karena aku mau, tapi karena mereka mau,
"Tadz, isi pengajian ibu-ibu ya...."
"Ustadz yang ganteng, kami undang untuk ngisi acara di akikohan anak saya ya.."
Tadz, ntar isi khutbah Ied ya, tapi kutbahnya jangan lama-lama. kita udah mau silahturahmi
Tadz jadi imam selama bulan Ramadhan ya, tapi suratnya yang pendek-pendek aja. yg qulhu-qulhu itu loh..jangan albaqoroh...
Tadz, baca Yasinan ya (waduh padahal saya Muhammadiyah)...
ya dan kemudian saya memberi julukan bagi saya sendiri 'ustadz by request' dan saya ga bangga sama sekali. Walo sesekali mereka menyelipkan seamplop buat makan istri saya.
Komentar