SAATNYA BERBURU ANAK BARU

Assalaamualaikum
Pada yang tercinta
Ayah dan bunda

Teriring doa untuk kalian berdua dan sholawat buat Baginda Rasulullah SAW tercinta.
Kali ini ananda kirim surat buat ayah dan bunda bukan tiada maksudnya. Surat ini juga berbeda seperti biasa. Masalah uang kiriman nanti saja kita bicara. Ananda masih ada uang beasiswa.
Ayah dan bunda....
Bolehkan ananda ber­tanya? Apakah ayah dan bunda ingin punya cucu yang lahir dari bumi para nabi yang maha perkasa dalam meng­emban beban amanat dari-Nya?
Apakah ayah dan Bunda pernah rindu akan seorang cucu yang lahir di kerajaan Amr bin Ash atau Sholahuddin Al Ayyubi yang mampu membebaskan Palestina?
Ayah dan bunda tercinta...
Kalau jawabannya adalah iya, insya Allah ananda akan meng­usa­ha­kan­nya dengan segenap jiwa. Ananda akan beru­saha untuk mewujudkan ke­inginan dan mimpi ayah bunda. Semua itu karena bakti dan abdi dari ananda yang selama ini sudah ayah, bunda asuh penuh cinta.
Ayah dan bunda tidak usah khawatir kalau soal masalah jodohnya. Ada ribuan anak baru yang akan datang meng­hampiri negeri ananda. Dari ribuan yang datang itu, ananda yakin salah satu­nya adalah jodoh Nanda. Bukankah jodoh sudah diatur olehNya? Dan Nanda yakin tahun ini jodoh itu diberikan oleh Yang Maha Kuasa.
Kenapa ananda memilih anak baru Ayah dan Bunda? Pertama karena perbedaan umur ternyata akan sangat membantu dalam masa depan sebuah pernikahan. Nanda juga baru tahu itu dari sebuah majalah tentang pernikahan (nanda udah banyak baca buku tentang penikahan lho Bunda..). Seorang pria yang berumur 24 seperti nanda misalnya, bagus dan layaknya disandingkan dengan seorang gadis yang berumur 19 tahun. Dan itu tepat sekali dengan umur para mahasiswa baru itu. Kenapa ya?
Ternyata karena secara psikologis dan biologis, wanita dan Pria itu diciptakan berbeda. Terutama kata banyak orang wanita itu cepat tua (jangan malah lho bunda. Kalau Bunda sih sampai kapan aja tetep muda, ya kan Yah?).
Calon istri ananda itu mungkin nanti berasal dari Jawa atau Sunda atau Medan atau Sulawesi atau Irian Jaya atau Jakarta atau apa saja. Ayah dan Bunda tidak terlalu peduli padanya kan?
Bukankah dulu Ayah dan Bunda pernah berkata pada Nanda, “siapapun orangnya dari manapun sukunya, dia tetap sodara kita yang patut kita hormati, sayangi dan cintai..” Tak ada perbedaan dari suku dan bangsa apapun selama dia masih muslim.
Ayah bunda tercinta tau tidak kalau setiap tahun Mesir selalu ramai oleh mahasiswa-mahasiswi baru? Gak tau sih kenapa bisa begitu. Apa di Indonesia udah gak ada sekolah dan univeritas yang buka lagi juga Ananda kurang tau. Atau dolar yang semakin naik juga harga BBM yang gila. Yang pasti mereka datang semakin meramaikan Mesir.
Yang datang memang bermacam-macam, dari ujung Irian Jaya sampai Aceh ada. Mahasiswi dengan berbagai gaya dan corak menutupi pandangan mata. Tentu dengan begitu semakin banyak pilihan bagi ananda. Jadi ayah dan Bunda tidak usah khawatir kalau Nanda mengambil yang salah dan tidak sesuai dengan kehendak Ayah dan Bunda.
Sebenernya gampang banget kok, Ayah dan Bunda tinggal kasih izin aja sama aNanda. Nanti biar Nanda yang cari sendiri. Paling juga gak sampe sebulan kalo emang bener-bener serius dan mau nyari pasti dapet. Tapi Ayah dan Bunda bisa ikut berikan kriteria kok. Misalnya mau yang pake jilbab lebar atau yang minimal pakai kaos kaki. Jangan takut Yah, Bunda ada banyak jenis itu di sini. Apalagi kalau mau menunggu anak baru nanti. Pasti akan lebih banyak lagi.
Sampai sekarang Nanda belom ada kan karena Nanda mengikuti nasehat dan arahan dari Ayah dan Bunda supaya Nanda tidak terlalu tergesa-gesa. Nanda tidak ingin menentang hal itu, Nanda yakin itu hal yang terbaik yang Ayah dan Bunda harapkan buat Nanda. Semua itu toh kembalinya buat kebaikan Nanda sendiri. Jadi kenapa Nanda musti menolaknya. Namun kalau ternyata saat ini Nanda ingin minta izin menikah dari Ayah dan Bunda, bukan Nanda ingin merubah semua itu.
Semua sudah seperti yang digariskan dan direncanakan kita bersama. Namun sunatullahlah pengatur segalanya. Nanda sudah beranjak dewasa. Nanda harap itu bukan cuma perasaan saja tapi sebuah kenyataan yang harus Nanda dan kita hadapi bersama.
Sebagai sebuah konsekuensinya, Nanda, Ayah dan Bunda harus siap menghadapi apa yang seharusnya dihdapi. Dewasa sendiri bukan pilihan. Dewasa adalah sebuah urutan waktu yang harus mau tak maui kita hadapi bersama dalam hidup ini. Seperti lahir, hidup dan mati. Bahkan, jika kita tidak mengikutinya malah akan melanggar ketentuan ilahi.
Nanda gak mau main-main kok Yah, Bunda. Nanda ingin yang serius. Karena hidup ini memang harus dihadapi dengan penuh keseriusan. Hidup itu bukan main-main kan, itu kata Ayah. Jadi harus dijalani dengan kesadaran yang penuh dan tanggung jawab.
Lagian, buat apa Nanda sekarang pacaran atau menyimpan kekasih, selain tak halal akan membuat Ayah dan Bunda marah kan? Kakak-kakak Nanda semua sudah merasakannya bukan? Mereka berpacaran karena memang tidak ada cara lain dalam melampiaskan cinta yang udah keburu ada di antara mereka dengan pasangannya. Sekali lagi dalam hal ini Ayah Bunda-maaf-tidak bisa menahannya. Yang dibutuhkan bagi pasangan yang kasmaran hanyalah arahan agar romantisme mereka itu halal dan penuh tanggung jawab. Sebuah penikahan itu jawabannya.
Ayah dan Bunda, maaf, sekali lagi bukan dan tidak ada maksud sama sekali bagi Nanda mengajari. Ayah dan Bunda lebih tau segalanya daripada Nanda. Ananda akan selalu dan selalu kurang dan muda daripada Ayah dan Bunda. Nanda juga belom banyak makan asam garam kehidupan ini. Ananda selalu penuh alpa dan khilaf. Ananda masih selalu akan membutuhkan arahan dan nasehat.
Semua ini Nanda ungkapan hanya untuk mengeluarkan isi hati yang telah lama terpendam. Ini bukan dendam yah, Bunda. Juga bukan pamer ilmu karena Nanda kuliah di negeri para nabi dan Rasul tercinta. Ini adalah ungkapan hati yang insya Allah diniatkan untuk ilahi Rabbi. Tak ada maksud dan keinginan kalau hanya untuk main-main dan becanda belaka. Nanda takut yah, Bunda. Nanda takut akan masa depan Nanda yang menjelang, kematian yang menerjang. Nanda takut akan cita-cita yang tak bisa Nanda selesaikan. Jiwa ini takutnya keburu melayang.
Nanda punya masa depan dunia akhirat. Bagi Nanda hukuman di dunia belum seberapa. Namun di akhirat kelak, siapa yang tahan siksaNya? Nanda takut kalau harus terperosok ke hal-hal yang dilarang agama. Terjerat jaring-jaring cinta yang terlaknat. Terhempas ke jurang kenistaan yang dimurkakan. Nanda takut Yah, Bunda masuk lubang seperti teman-teman lain yang berhubungan terlarang dan tersembunyi, tak takut azab ilahi.
Nanda ingin aman menghadapi masa depan. Walau Nanda tahu tiada yang tahu masa depan kita dimana. Kita hanya bisa menebak dan menerka, Tuhanlah yang menentukannya. Bahkan Tuhan sudah menentukan kita mati dimana. Hidup ini Cuma perlu dijalani ya Yah, Bunda.
Tentang mengapa Ananda ingin nikah muda. Tak perlu kiranya Nanda tuliskan ayat dan hadist yang berkenaan tentang baiknya nikah di waktu muda. Bagi Nanda sendiri memang menikah bukan sekedar mencari tempat yang tepat untuk menghamburkan sprema. Tapi menikah adalah lebih dari segalanya. Nikah adalah separuh bahkan lebih perjalanan hidup manusia. Sebagian besar kehidupn kita bahkan baru dimulai saat kita menikah.
Nanda pun tau resiko dan beban yang terkandung di dalamnya. Akan tanggung jawab akan kemandirian akan pentingnya arti sebuah keluarga. Sangat berat Yah, Bunda. Namun bukan berarti tidak bisa dicoba. Kalau semua itu yang Ayah dan Bunda pikirkan dan menjadi alasan untuk menahan pernikahan kakak-kakak Nanda saat kuliahnya, Nanda mohon hilangkan kali ini saja. Buat Nanda.
Ayah dan Bunda bisa mencobanya. Bahkan Nanda rela jadi kelinci percobaannya. Sebab kalau tidak pernah dicoba, bagaimana kita bisa tau bagaimana hasilnya? Tentunya bayangan resiko dan akibatnya kalau terjadi hal yang tidak diinginkan sangatlah berat. Tapi bukankah kita keluarga, tentunya kita bisa menanggungnya bersama. Bukankah janji keluarga kita adalah bahagia dan sedih tetap bersama? Dan bagaimana tentang rencana cucu luar negerinya Yah, Bunda?
Maaf Yah, Bunda Ananda sama sekali tak ingin memaksa. Semua keputusan kembali kepada Ayah dan Bunda tercinta. Namun Ananda sangat berharap Ayah dan Bunda menga­bulkannya.
Dari anakmu yang begitu mencintaimu sampai kapanpun jua sampai tetes darah terakhirnya. Achoer
NB: Ayah dan Bunda tidak usah khawatir bakal Ananda kesampingkan kalau aku memang jadi menikah. Bagiku, selayaknya juga bagi laki-laki lainnya, orangtua apalagi Bunda adalah yang paling utama setelah Allah dan Rasul-Nya. Jadi apa saja yang Ayah dan Bunda putuskan buat Nanda akan Nanda lakukan sebaik-baiknya.
Itu di atas tadi adalah surat paling gelo yang pernah saya tulis. Gak tau kenapa dapet pikiran begitu. Tiba-tiba tau aja keluar. Emang lagi mood juga sih. Dan kondisinya emang begitu mendukung. Yang pasti ada dua hal yang bisa dicatat. Pertama bagi para jomblo yang ampe sekarang masih belom laku and belum melakukan diri, taon ini adalah saatnya kita merubah status. Oce?!
Kedua, kalau tiap-tahun seribuan orang Indonesia pada kemari, rumah-rumah jadi pada naek tau! Gelo mah!! Trus mau kemana lagi kita tinggal?


larilah sebelum kebalap!

Komentar

Anonim mengatakan…
Best regards from NY! » »

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA