Spicy Net



Pagi ini aku lg gak mood belajar. Seringnya emang gitu sih, hehe. Gak taulah, semakin hari, semakin tambah bulan, semakin ganti tahun, aku semakin males. Males untuk belajar, males untuk berorganisasi, males untuk hidup (uh?) males untuk ngapa-ngapain. Bahkan percaya nggak, tidur aja jadi males--bangunnya! Haha...
Shubuh sering telat. Subuhnya sih gak pernah telat waktunya, akunya aja yang telat bangun untuk solatnya. Sebenarnya aku gak suka dengan kata telat. But telat itu adalah kata yang lebih enak kedenger ketimbang terlambat. Sama aja sih. Bedanya kalo telat lebih deket dengan inggrisnya. Bahasa Inggrisnya telat=late. Mirip kan? Kadang kata orang, kalo mirip barat jadi keren (idih mosok?).
Ada pepatah barat lho yang bunyinya gini, “don’t mlate” (alias jangan melet). Juga ada ‘late me love you’ (biarkanlah aku mencintaimu). Eit itu tuh let bukan late. Sama aja, lidah ente aja yang beda ngucapinnya. Sok nginggris loe! Jangan-jangan karena loe udah makan linggis ama kunci inggris ya? Atau kalo makan pasti pakai buncis? Atau loe suka sendirian meringis? Eit jangan sampe bengis!
Trus karena aku lagi gak mood belajar, aku putuskan dengan berat hati (ualah berat apaan?) untuk ke warnet untuk mencari hiburan. Apa hiburan di warnet? Haha loe musti udah pada ngerti kan? Apalagi kalo bukan... Ngegames!
Hus, bukan buka-buka situs porno loh. Buat apaan yang gituan? Nyari ilmu dan pengalaman? Justru karena loe jadi pengalaman, loe gak bakal bisa lagi ngerasain keindahan dan debaran saat benar-benar kejadian. Udah pengalaman. Udah biasa. Udah tahu. Dan loe pasti akan kecewa!
Coba kalo bener-bener loe ama pasangan loe sama-sama gak ngerti tentang masalah begituan. Pasti hasilnya akan sangat mengejutkan sekaligus menggembirakan. Suer deh! Loe bisa tanya ama orang tua loe (ih mana berani!). Apalagi bagi yang di desa yang bener-bener masih polos dan lugu akan hal begituan, pasti lebih mengasyikkan daripada orang kota yang udah ngerti berbagai macam gaya yang kalo loe salah ngelakuinnya, pasangan loe akan bilang, “kayaknya bukan gitu deh, Mas!”
Makanya untuk masalah begini, kita kudu ambil ancang-ancang dan selektif dalam mencari pasangan. Pertama; doi jarang atau bahkan tak pernah nonton begituan. Bahkan kalo bisa gak pernah ngeliat gambar-gambarnya. Kalo dibilang, “Please deh Del, mana ada cewek yang begitu jaman sekarang?” Aku yakin, pasti ada. Kita aja yang belum observasi (?).
Kedua; doi adalah orang yang ngerti banget bahwa aurat itu bukan untuk dipertontonkan dan diperlihatkan pada sapa pun kecuali yang berhak (kita donk!). Juga sensitif sekaligus percaya dengan keimanan penuh bahwa dengan pelaku buka-bukaan dan yang nonton buka-bukaan akan diberikan ganjaran yang keras dan pedih.
Ketiga; doi bukanlah wanita yang bukan sekedar anti pornografi dan pornoaksi tapi juga menganggapnya sebagai batasan antara halal-haram, dosa-pahala, surga-neraka. Jadi dalam otaknya kagak ada yang aneh-aneh deh. Kalo udah bisa dapet wanita seperti ini, aku jamin loe bakal bahagia dunia akhirat.
Tau gak, kalo sejak manusia dilahirkan bahkan masih di alam sana, pengetahuan dan ilmu tentang hal begitu akan secara naruli terpelajari. Itungan dan logika begini, “lha wonk kita muncul dan ada karena begituan, kok kita bisa gak ngerti dan masih perlu diajarkan?” Pengajaran itu sendiri nantinya akan memiliki standar ganda. Seperti Amerika yang punya standar ganda ‘oil dan carrot’.
Ilmu tidak yang bagaimana aja bisa kita pelajari. Ada ilmu bumi yang gak musti semua orang ngerti bahwa bumi itu terdiri dari beberapa lapisan dan apa aja namanya. Manusia hanya cukup untuk mengerti bahwa mereka berada di bumi, bukan di Mars atau Pluto (itu mah anjingnya Gufi!). Tidak sembarang kita mengerti bahwa rumus kimia air itu H2O. Cukup kita mengerti bahwa kalau kita haus, minumlah air, bukan minyak atau oli.
Ilmu di atas ranjang, gak musti ditempel atau ditulis di majalah yang diedarin luas, terbuka, umum dan bisa di dapat oleh sapa saja dan dari umur berapa aja. Bahkan sangat gak musti ditaruh gambar bentuk dan adegannya macam bagaimana. Inilah yang harus kita pikirkan bersama bahwa opini yang sudah terbentuk pada pikiran kita tak selamanya benar.
Bener kalo kita butuhkan cara gimana sih caranya bikin pasangan kita puas di ranjang. Tapi soal bagaimana cara kita mendapatkan ilmu dan caranya itu dari mana yang musti dipikirkan. Emang banyak jalan yang menuju Roma, tapi tak semuanya itu aman, selamat dan terhindar dari bahaya. Sapa tau ada jalan yang ada singa atau ranjaunya?
Lagian gak ada dalam sejarah kalo orang Eskimo, Indian dan Dayak salah melakukannya dan mereka tak bisa bahagia di rumah tangga mereka. Walau tentu dalam kenyataannya, di daerah kediaman mereka tak ada buku, majalah, media bahkan dokter Seksologi yang bisa mengajarkan mereka akan hal itu.
Coba liat juga masa lalu kakek dan nenek kita (gimana caranya ngeliatnya ya?). Apa mereka seperti tak pernah bisa bahagia? Apa mereka tak bisa memuaskan diri di ranjang? Kalo persoalannya adalah gaya yang digunakan selalu monoton dan itu-itu saja hingga tak ada variasi dalam bercinta lalu menimbulkan keretakan rumah tangga. Aha mana benar itu?
Soal gonta-ganti gaya adalah masalah pribadi. Apa loe tau orang di jaman dulu cuma pake satu gaya aja? Dari mana kamu tahu? Lagian apa mesti beda gaya jadi beda rasanya? Lah obyek dan subjeknya kan sama? Mau apa dan gimana kan tetep aja gitu.
Nih ada sedikit dalil.
a. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.” (HR.Ahmad)
b. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 30)
c. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 31)
d. Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan mata adalah salah satu dari panah-panah Iblis, barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya.”
e. Rasulullah saw. Bersabda, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah resiko bagimu." (HR Ahmad). Nah kalo kita belajar dg media porno gimana?
Kehormatan seorang muslim sangatlah dipelihara di dalam Islam, sampai-sampai untuk mendekati zinanya saja sudah dilarang. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra:32). Jangan sampe gara2 baca dan ngerti duluan kita jadi pengen cepet2 praktekin, padahal belom nikah. Trus kalo udah gitu, penyalurannya kemana coba?
Kembali ke warnet yang namanya Spicy Net. Di situ aku dan anak-anak rumahku sering ngenet. Kenapa? Pertama; karena warnet itu letaknya dekat dan terjangkau dari apartemen kita. Tau kan kalo kedekatan itu sering memberikan sebuah kepercayaan, keberanian dan ketidakcapeaan?:) Iyalah, jalannya jadi gak jauh kan?
Kedua; fasilitasnya lumayan enak, nyaman dan loadingnya cepet. Warnet yang sering bisa nyiksa kan yang kalo buka situs, loadingnya lama banget. Bahkan bisa kita tinggal untuk muterin seluruh Kairo pake mobil Need for Speed ‘Most Wanted’. Haha!
Nah pas di sana, aku duduk di sebelah cewek (suit-suit!), Indonesia lagi! Sebenernya aku ingin menjauh, cuma rasanya emang lagi rejekiku untuk duduk di sampingnya (beda kursi loh!). Soalnya pas aku mau milih ke kursi yang agak jauh darinya, penjaga warnet bilang, “Hus!” sambil menarik kursi yang di samping cewek Indonesia itu. Sebuah kemujuran kan? Bagiku mungkin sebuah kemujuran, tapi untuk cewek itu mungkin suatu bencana. Sayangnya dia kurang menyadarinya. Hehe...
Dia toh dengan asyiknya nelpon pake servis internet dengan suara keras di sampingku. Mungkin karena tampangku mirip Cina, dia gak sampe mikir kalo aku ngerti bahasa yang dia gunain. Tapi asli, gadis bercadar itu menggunakan bahasa Aceh yang kata banyak orang, bakal gak bisa dimengerti oleh orang selain Aceh. Dan itu bener!
Aku harus bener-bener mendengarnya (nguping red.) baek-baek untuk memastikan arti dan maksudnya apa. Lagian kayaknya, bahasa yang dia gunakan tak ada titik, komanya, trus campur dengan bahasa Arab, Inggris, Aceh, Indonesia, Melayu–wah-campur! Memang keren orang Aceh!
Serunya adalah gadis itu berteriak dan berbicara seperti tak ada orang di kanan kirinya-terutama-orang Indo di sampingnya (Aku) yang sakit perut nahan ketawa walau wajahnya dibuat sesantai dan serileks mungkin. Salah satu katanya adalah, “Mak ini Cut, Mak!” Namanya Cut Nyak Dien kali ya?
Asli aku udah kebingungan gimana caranya nahan ketawa. Tapi aku sok cool aja. Ngerasa gak ngerti dan gak tahu. Itu adalah kunci yang utama untuk nahan perasaan orang. Seperti sebuah cerita di jaman dahulu. Ada seorang gadis yang belajar mengaji dengan seorang Syeikh yang bijak. Tanpa sadar dan tanpa sengaja, si gadis kentut di depan Syeikhnya dengan suara lumayan keras dan pasti Syeikh itu mendengar. Kerennya adalah Syeikh itu cuma diam saja bahkan sampai berpura-pura sedikit tuli untuk menghilangkan perasaan malu si gadis yang pasti ‘gila bener!”
Aku juga gitu donk. Aku diem aja sampai gadis Aceh di sampingku selesai menelpon dan kemudian mulai dengan aktivitas lainnya. Aktivitas kedua setelah nelpon bagi kebanyakan masisir adalah chatting atau nulis e-mail. Ditambah lagi sekarang sms gratis! Kalo bicarain sms gratis, aku jadi mikir kasian temen, pacar, kekasih, ortu, sodara di Indo yang harus bales sebanyak yang dikirimkan. Dia di Mesir gratis, tapi yang Indo? Kanker, Men! Dosaku baru kerasa muncul setelah aku dengan bodohnya bertanya padanya setelah dengan tiba-tiba listrik warnet itu mati. Maunya sih iseng, masak ada cewek Indo di sampingku aku anggurin begitu aja. Paling tidak ta’aruf kan?
“Dari Aceh ya?” Pertanyaan bodoh pertama muncul begitu aja dari bibirku yang imut, tipis namun pecah-pecah ini. Udah tau juga!
”Ya...” Jawabnya dengan perasaan entah bagaimana menemukan ada orang sebangsa yang ngerti bahasa Indo duduk manis di sampingnya dimana dia nelpon lama sambil teriak-teriak!
“Listrik di sini sering mati..” Pertanyaan kedua yang sama sekali gak ada hubungannya dengan pertanyaan pertama.
”Udah tau kok...listriknya sering mati..”
“He-eh” Bodoh, aku diam. Dia diam. Pandangan kami menyatu (ceile!) ke komputer masing2. he2. Pikiran kami berbeda. Dalam otakku mencari pertanyaan lagi. Dalam pikirannya bertanya, “ini orang konyol dari mana sih? Pasti dia denger teriakan2ku. Uh malu banget!!”. Kami pun diam, gelap. Menyatu dengan gelapnya ruangan itu dan cerewetan anak Mesir yang kecewa karena Games Medal Of Honornya terputus.
Achoer


larilah sebelum kebalap!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA