Surat Al Fath dan Nabi Muhammad Saw


Tadi habis mengaji di masjid, biasa untuk ngecek bacaan biar tajwidnya bener. Tidak gampang mengaji kalau mau rajin. Harus tiap hari. Perlu ada perjuangan, pengorbanan dan pemerhatian. Hasilnya sih lumayan, bacaanku dianggap cukup baik bagi ustadz-ustadz Mesir yang mengajari.

Namun ada kalanya, aku males mengaji. Biasa kan iman tuh turun naek. Kalau lagi baek ya naek, kalau lagi jelek ya turun. Maunya sih naik terus, tapi tetap aja kadang suka turun. Kalau udah gitu harus dipikir supaya turunnya tidak jauh-jauhnya. Caranya kalau tidak bisa sendirian, harus dengan orang lain.

Maka ngajilah bareng. Denger bacaan orang lain. Bacaan kita disimak, kalau salah dibenerin kalau bener dipuji. Kan enak begitu? Kita jadi semangat untuk bener terus. Bukan sekedar mencari pujian tentunya, ntar rugi. Bawaannya jadi riya, cuma buat dosa.

Bagusnya, kalau kita ngaji bareng, malaikat itu pada ngumpul di sekitar kita. Mendoakan, memohonkan ampunan dari Allah pada kita. Wuih, enak kan? Trus udah gitu, kita dapat pahala yang numpuk lagi. Bayangkan kalau kita baca satu huruf al Quran kita dapat sepuluh pahala. Itu bisa aja dilipatgandakan oleh Allah sesuai dengan kebijaksanaaNya.

Namun walau banyak orang tahu kelebihan dan kekerenan ngaji bareng, enggak banyak yang mau jalaninnya. Udah banyak temen yang tadinya semangat, trus loyo dan gak dateng lagi. Ada juga yang bilang tertarik tapi gak dateng-dateng juga. Cuma tertarik doank! Padahal kalo kamu cuma tertarik enggak keren, kayak Bagas di pilem Alexandria aja. Kamu harus juga ngungkapin donk! Ngaji donk! Biar rasa suka dan tertarik itu jadi cinta, tul kan?

Nah, ada kejadian mengharukan sekaligus nambah iman di pengajian kali ini. Begini ceritanya; aku dan 5 orang Mesir sedang asyik mengaji ria dengan Ustadz Muhandis Muhsin. Sistem mengajinya kami baca berurutan dari ujung paling kanan menuju paling kiri. Atau kalau ada yang mendesak karena ada keperluan, bisa baca lebih dahulu. Nanti kalau ada yang salah membacanya, Ustadz Muhsin paling berhak untuk mengoreksinya. Namun tak salah kalau yang lain turut memperhatikan dan mengoreksi.

Mengaji seperti biasa tidak ada masalah. Semakin hari bacaan kita-kita semakin baik. Alhamdulillah kan? Kita memang harus semakin baik dari hari ke hari. Kalau hari ini atau esok sama saja dengan hari kemarin, maka merugilah kita. Bukankah begitu sabda Nabi Saw? Satu-persatu dari kami mengaji dengan lancar. Saat itu kita sedang masuk ke surat Al Fath. Perlu tahu kalau kita mengaji diurut suratnya dari surat Al Baqoroh sampai ke bawah.

Surat Fath ini istimewa karena nama besar Nabi kita tertera di sana. Nah, di saat gilirannya bapak berjenggot tebal disebelahku (aku lupa namanya) membaca ayat akhir surat al Fath, dia tak mampu lagi meneruskan bacaannya. Dadanya terasa sesak, dan dia mulai menagis, aku panik dan kaget. Aku tak bawa tisu! Tapi bukan itu yang terpenting, intinya adalah kenapa bapak itu bisa menangis? Dia kan udah bapak-bapak? Emang sih tidak ada yang melarang bapak-bapak untuk menangis. Nabi Muhammad aja menangis saat anak laki-lakinya meninggal dunia. Wajar dan sah-sah aja kan? Nah ayo kita lihat kenapa bapak ini bisa menangis...

Oh ternyata, hatinya terenyuh dengan ayat itu. Bisa dimaklumi kalau orang Mesir tuh gampang tersentuh dengan kebaikan dan kebenaran. Sekecil apapun kebaikan dan kebenaran itu. Ayat itu berbunyi begini,.. “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka; kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoaanNya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al Fath 29).

Akupun yang tadinya mau menyodorkan tisu kalau aku punya tisu jadi terdiam. Turut menangis. Orang-orang Mesir yang lain pun ikut menangis. Ustadzku bilang, “Allahu yaftak alaika, ya ‘bni...” Air matanya pun menetes. Aku tahu sebab mereka menangis. Kamu juga tahu kan?


larilah sebelum kebalap!

Komentar

Anonim mengatakan…
Self-confidence which the coffee machine or coffee pot maintain, installing quality caffeine intake you will also throw-away physical will filter aid get
a greater outcome in. Refer to the manual slowly simply because supplied by
the company. That will contributing factor weariness and as well as jitteriness.
Recuperate, sessions then meditations may well also be limit the crisis involving greyish wild hair.
A lot of these would be really good cook's cutlery, bakeware, serveware, toasters, take mixers, ovens, foods and nutrients cpus, evolved quite a bit, fondue, espresso mills, chocolate clicks, deeper fryers, a cup of coffee laptops, loaves of bread machinery, available models that, microwave ovens, rice cookers, juicers, poker hand mixers, supper builders, ice cream makers, slicers, containers, sluggish cookers, grillz, waffle golf irons, while vacuum cleaner sealers.

Also visit my page - consumer report best coffeemaker
Anonim mengatakan…
Incredible quest there. What happened after? Take care!


my page: toasterovenchoices.com
Anonim mengatakan…
This is usually a really quite uncomplicated utensil.
Blendanomics Basics: Fill your new fruit smoothie suffering from produce.

Visibly is now never will consume the equivalent
amount of electricity to liquid a definite bananas given that will regarding juices another carrot.

Low-priced and as well "green" method to seeing the
veggie juice bar council will be juicing wheat-grass in your house.


my website - lube oil blending equipment

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA