Fahri ditangkap polisi

Siang itu dikeheningan yang tentram dan damai, 3 orang penghuni flat Taman Langit (karena letaknya di sutuh tanpa lift) tertidur pulas. Sementara seseorang lainnya yang begelar Sufi (suka film) sedang menggelar ritualnya di depan computer dengan penuh kekyusukan…Tiba-tiba…
"Dor..dor…dor!!!" ini bukan suara tembakan melainkan suara pintu depan yang digedor, keras sekali mengagetkan seluruh penghuni flat yang sedang asyik masyuk dengan mimpi dan filmnya masing-masing.
Para tertidur tentu saja tidak terlalu mendengar gedoran itu. Maka, Arul Khan si Sufi dengan ogah-ogahan menuju ke pintu untuk membukakan dengan perasaan terganggu. Tak tau sedang asyik, pikirnya. Filmpun ter’pause’.
Karena tadi pikirannya sedang fokus ke film Korea yang mengharu biru, dia tidak beranggapan yang gedor keras itu Amn Daulah atau semacamnya. Dia malah berpikir yang di depan pintu itu King Kong Ill, artis idolanya.
Karena lama tidak juga dibukakan pintu, kembali gedoran keras terdengar... Try (salah satu yang tertidur) yang sedang mimpi dikejar-kejar mabahis karena keseringan denger dan baca berita penangkapan 4 mahasiswa di Internet melonjak, bangun, dan berlari ke kamar Mardong.... sambil sempet berteriak ke Arul Khan yang hampir membukakan pintu...
"Rul, jangan dibukain dulu!!! Yang gedor itu polisiiii!!!" teriaknya... mengagetkan diriku yang sedang mimpi enak di sebelahnya :D (inget di kasur laen di sebelah Try, jangan sampai kau berpikir yang tidak-tidak) akupun ikutan bangun dan bersiap menerima kemungkinan yang terjadi kalo saja bener yang gedor itu mabahis yang mencari teroris sambil meringis... dan langsung berpikir kemungkinan apa yang bakal terjadi.
Beberapa polisi (dalam bayanganku kini) masuk ke rumah secara paksa, menodong diriku dengan Bazooka, mengikat tanganku dengan syal merah muda dan langsung mengkelitiki pinggangku sampai aku tertawa-tawa, menutup mukaku dengan kis jabalah, dan menyumpal mulutku dengan tho'miyah bil baid....ah bukan itu...
Pokoknya dengan semena-mena mereka mengikatku dengan teman-temanku yang lain, dan membawa kami ke penjara dengan paksa dan kemudian menyiksa kami dengan penuh kekejaman.
Arul Khan yang mendengar teriakan Try menyurutkan niatnya membuka pintu dan meminta untuk rapat sebentar... bayangan tentang artis idolanya buyar sudah...berganti dengan adegan di salah satu scene film AAC dimana dia sebagai Fahri disiksa oleh polisi...
Sementara Try segera membangunkan Mardong, dan Mardongpun terhentak dari tidurnya sambil berupaya secepatnya menghapus jejak air liur di seluruh wajahnya....
"Mardong ada mabahis!!!!, di laptopmu kan ada video Bush dilempari sepatu.... bahaya!!! segera lempar laptopmu ke jendela.... daripada kamu ditangkap!"
Karena baru bangun, dan blom sadar sepenuhnya dengan keadaan sekitar disertai panik luar biasa, Mardong segera melempar laptopnya keluar jendela....
Sementara Try cepat mem¬buang buku-buku Syekh Yusuf Qordhowi yang dibelinya dengan penuh kehematan dan deraian air mata ke gudang....
Aku yang tidak punya hal-hal demikian berusaha cool dan tenang, namun tetap saja tidak bisa, mengingat Faturahman yang ditangkap kemarin hanya sekedar temennya si buron aja disetrum ‘itu’nya..hiyyy....
Akhirnya kami rapat mendadak dangdut di sholah, membicarakan masa depan kami, hidup mati kami dan tentu saja keselamatan diri kami yang terancam punah...
"Apa kita lawan saja?!" usul Mardong yang masih belom ngeh kalo laptop kesayangannya sudah hancur berantakan di bawah sana...
"Pake apa?"
"Di dapur kan banyak pisau ama garpu?"
"Emang mo makan steak? Pake pisau ama garpu.." kata Try ga setuju banget.
"Bener, ngawur kalo pistol dan senapan dilawan pisau... mati duluan kita ditembak... kalo ane ada ide nih, ane mo sembunyi aja di bawah kasur..." kata Arul Khan yang badannya paling besar di antara kita..
"Itu lebih ngawur bahlul... ente kan sebesar itu badannya, gimana bisa sembunyi ke bawah kasur?! Pasti ketauanlah... lagian mereka pasti akan periksa ke semua tempat..."
“Kan gampang, tinggal kasurnya diangkat, trus ane tiduran deh di bawahnya... Trus kalo polisinya nanya apa itu di bawah kasur, ente bilang aja kalo itu adalah kerdus...”
Aku tiba-tiba punya ide....
"Ah, aku ada ide... aku akan bilang sama mereka sambil bilang permisi terlebih dahulu, "malisy ya amm, ana mus sakin huna..."
"Itu namanya ga setia kawan.. kamu mau kabur sementara temen ditangkepin..." kata Try karena usulan temen-temennya ga ada yang jelas. Sebel..
"Ya ga gitu.. kalian juga bisa ngomong hal yang sama kok... hehe.." kataku, jayus...
Lha kalo semuanya ngomong ga tinggal di rumah ini, terus mana penghuni aslinya? Bahluuuuul!
"Dor-dor!!!" gedoran kembali terdengar, yalah karena pintunya ga juga dibukain. Mungkin si mabahis jadi tambah marah.
"Gini kalo kita buka, trus bener ditangkep apa ke¬mungkinan terburuk yang bakal terjadi?" tanyaku
"Yang pasti disiksa seperti temen-temen kita diberita itu..."
"Dipukuli, disetrum... diinjak... Itunya...hiyy... Ane kan blom nikah bro... Gimana nasib ane kemudian coba..."
"Dilecehkan.. ditanyain hal-hal yang ga jelas... misalnya, "berapa kali kamu buang aer dalam sehari?"
"Dipaksa untuk mengatakan sesuatu yang ga benar, misalnya, "hayo ngaku, kamu pasti sering solat tahajud kan? Padahal boro-boro solat tahajud ya? Hihi..."
"Gini aja, sekarang kita telpon KBRI minta dana, eh minta bantuannya... atau PPMI! Kan PPMI punya bodyguard-bodyguard keren... Atau-atau Wihdah aja, sapa tau yang dikirim Charlie Angels!"
"Emang kita punya no telpon KBRI dan PPMI?"
"Nah itu dia masalahnya, kita ga punya... lha wonk kalo pas diundang kegiatan mereka kita sering ga hadir..."
"Kalopun kita hadir, kita cuma ikhlas untuk nyari makan-nya aja, hehe.." ya, kayak sekarang, hayo kamu beneran niatan nyontreng presiden atau nyowel makanan presiden disini? Hehe...
Setelah berkonsultasi kesana-kemari, kami tidak mendapatkan yang pasti. Lalu setelah sholat istiharoh bersama dan doa panjang nan syahdu kami memutuskan untuk membukakan pintu rumah dengan resiko apapun yang terjadi...
“Kreeek” ini suara pintu rumah dibuka...
Arul Kan mengintip dari sela-sela pintu, seorang Mesir bertubuh tegap, membawa map, berkeringat!
“Fi eh ya Ammm?”
“Listrrrrrriiiik!!”
Gubraakk!! Itu suara kami yang jatuh ke lantai flat sambil bernapas lega, ternyata mabahis itu Cuma tukang listrik yang sudah pandai ngomong bahasa Indo, “listrrrrriiik”.....

Didedikasikan buat Faturahman CS, smoga kau diberi ketabahan, kesabaran dan tiket pulang (gratis tentunya) dan smoga kejadian kemaren bener-bener kejadian terakhir!

Arif ‘achoer’ kurniawan, penulis buku Eniwei Its Cairo Uncensored dan Fatimeh Goes to Cairo 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA