Think Deep, Think Smart

Sering ga elo berpikir kenapa elo ada di dunia ini?
Sering ga elo berpikir kenapa bunga mawar berduri?
Sering ga elo berpikir kenapa air laut asin?
Sering ga elo berpikir kenapa cicak makan nyamuk bukan gajah?
Atau bahkan elo ga pernah berpikir sama sekali?

Padahal buanyak banget pertanyaan yang akan muncul kalo hendak dipikirkan. Misalnya tentang keberadaan kita di muka bumi, keindahan isi bumi, kemegahan langit, ketidakbatasan galaksi-galaksi dalam semesta ini. Sayangnya kita seringkali melupakan dan terkesan meremehkannya. Menganggapnya tiada. Mengganggapnya tak bermakna. Padahal manusia telah diberikan karunia yang teramat besar berupa akal pikiran.

Mungkin karena otak manusia, terutama otak Indonesia terlalu orisinil. Hingga enggan untuk memikirkan sesuatu. Ya, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian dari kita hampir tidak pernah berpikir. Bukannya karena otaknya tidak mampu berpikir tentang banyak hal, tapi lebih disebabkan oleh karena pemiliknya ogah memakainya.

Sebenarnya, setiap orang memiliki tingkat kemampuan berpikir yang seringkali ia sendiri tidak menyadarinya. Syaraf-syaraf yang berjumlah jutaan di otak itu menjamin kita mampu berpikir apa saja bahkan kepada hal-hal yang semula mustahil. Nah, ketika seseorang mulai menggunakan kemampuan berpikir tersebut, fakta-fakta yang sampai sekarang tidak mampu diketahuinya, lambat-laun mulai terbuka di hadapannya. Semakin dalam dan rinci ia berpikir, semakin bertambahlah kemampuan berpikirnya dan hal ini mungkin sekali berlaku bagi setiap orang. Tinggal mau atau tidak melakukannya.

Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin. Kalau otak tidak digunakan akan membeku dan tak berguna apa-apa. Semua penemuan-penemuan penting di dunia ini dari pesawat terbang hingga robot adalah hasil dari berpikirnya otak manusia. Bila saja semua orang enggan berpikir, maka keadaan dunia tidaklah seperti apa yang kita lihat sekarang ini.

Al Qur’an sendiri sejak 14 abad silam telah mengajak dan mengarahkan manusia untuk "berpikir sebagaimana mestinya". Allah berfirman, "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Ad-Dukhaan, 44: 38-39). Jadi penciptaan langit dan bumi ini untuk membuat manusia berpikir, apa maknanya, apa manfaatnya. Kalo manusia tidak berpikir maka manusia tidak akan mengetahuinya.

Banyak juga ayat-ayat lain yang berkenaan tentang ajakan pada manusia untuk berpikir. Baik berpikir pada dirinya sendiri maupun pada hal lain. Antara lain, "Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya." (QS. Ar-Ruum, 30: 8)

Ajakan berpikir ini sangat perlu dan penting, karena seseorang yang tidak berpikir akan berada sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuh kebingungan dan kesesatan. Misalnya, ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, dan arti keberadaan dirinya di dunia. Ia juga tidak akan sanggup menjadi khalifah (pemakmur) dunia ini karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Sebaliknya bila ia berpikir bahwa alam ada untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka ia akan dapat menjadi khalifah yang baik.

Dalam kehidupan sehari-hari kita juga dituntut untuk berpikir. Yah, walo tidak dituntut sedalam para filosof atau ilmuwan, pemikiran terus dilakukan. Baik pemikiran itu disadari atau tidak. Ketika makan misalnya, kita bisa berpikir minimal 3 hal:
1. Bahwa makanan bisa membuat kita kenyang.
2. Bahwa makanan mengandung zat-zat yang berguna bagi kesehatan kita
3. Bahwa makanan adalah sebagian dari rejeki dari Allah yang patut disyukuri

Nah, semakin dalam dan panjang pemikiran kita, kita akan mendapat hal-hal baru. Sesuatu hal yang mungkin sebenarnya tidak kita pikirkan sebelumnya sama sekali. Misalnya dalam hal makan tadi kita tambah pemikiran, “bagaimana kalo gue buat makanan yang awet dalam segala cuaca tanpa bahan pengawet yang berbahaya?”

Keren kan? Itu hanya dalam masalah makanan saja. Bila pemikiran yang kita lakukan beralih pada hal-hal yang lain, bisa dibayangkan kita bisa sehebat apa. Mungkin kita bisa menjadi seorang penemu seperti Newton dan Copernicus, atau pemikir semacam Ibnu Rusyd atau filosof layaknya Aristoteles!

Komentar

Anonim mengatakan…
Mendingan mana ya kira2..
nggak mikir ato mikir pake dengkul?

hehe ya mendingan mikir pake otaklah..!!
Anonim mengatakan…
emang ente punya otak di dengkul ya?

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA