Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2008

Novelku Bab III

Bab III Diam-diam Aku tertawa geli, pikirku, “Lelaki yang memperistrikan Rahmayanti Dewi sungguh beruntung. Sudah jelas cantik, kaya, Anak seorang pejabat lagi. Apalah lagi yang kurang? Kesolehan juga tidak lagi diragukan. Sungguh benar-benar seorang laki-laki yang beruntung.” Entah aku ini sedang iri, kesal atau apa. Pastinya perasaanku kacau tiada tara. Seperti tidak merelakan kepergiannya meninggalkanku. Aku sendiri tak tahu dan mengerti perasaanku seperti apa padanya. Kagum, suka atau sudah pada tahap cinta? Dari dulu aku anggap dia kawan belaka, tak kusangka aku bakal jadi suka dan jatuh cinta. Salahkah? Aku maklum bahwa dengan kedudukan Rahmayanti Dewi sebagai Anak pejabat terpandang betapa pun gantengnya aku, tapi menghadapi orang kaya dan sepenting itu sepertinya, aku pasti kalah. Tidak akan sebanding. Setahuku aku tidak akan sekufu dengannya. Padahal itu adalah salah satu syarat untuk menikah dalam Islam. Oleh sebab itulah aku sengaja tidak ingin menghadirkan dirinya di
Gambar
Sesungguhnya bagi para bawahan, pembantu, rakyat, karyawan memiliki kewajiban menasehati pemimpinnya (bos, presiden, majikan, dll). Dan menunjukkan kepada pemimpinnya jalan yang benar bila salah dan jalan yang tepat jika melenceng. Termasuk di dalamnya memberikan ide dan masukan yang membangun bagi pemimpin, baik untuk kebaikan pemimpinnya sendiri maupun secara keseluruhan. Karena satu pemimpin memperangruhi banyak orang di bawahnya. Yang memiliki keutamaan untuk menasehati itu adalah orang yang memiliki ilmu dan pengetahuan akan kebenaran dan keutamaan. Rasulullah menjelaskan saat ditanya para sahabat dimanakah ditujukannya nasehat? "Nasehat ditujukan untuk Allah (berdoa), untuk RasulNya, pemimpin kaum muslimin dan keseluruhan dari kaum muslimin" Sunnan Nasa'i Hal 141 Alinea 7 Rasulullah Saw juga bersabda "Jihad yang utama adalah memberikan nasehat yang benar kepada pemimpin yang dholim" Sunnan Ibnu Majah Hal 1221, Sunnan Nasa'i hl 143 Syarat penyampaian na

10 Keistimewaan Nabi Muhammad Saw

Disadur dari khutbah jum'at Syekh Dr. Yusuf Qordhowi di masjid Agung Qatar, 21 Maret 2008 Syekh Qordhowi menjelaskan sedikit perbedaan antara merayakan Maulid Nabi dengan Maulid risalah Isam. Beliau mengatakan yang harus dirayakan adalah lahirnya Risalah Kenabian Muhammad Saw bukan hari lahirnya beliau. Karena pada intinya tidak ada perubahan pada hari lahirnya. Quraisy masih dalam kejahiliayan dan segalanya masih dalam kegelapan. Namun hari itu adalah hari awal tonggak sejarah si pengemban risalah Islam yang amat agung. Merayakannya pun bukan dengan pesta-pesta dan makan-makan karena hal itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Yang lebih harus diperhatkan adalah bagaimana kita lebih mengenal Beliau Saw, sirahnya dan tentu saja sunnahnya. Pada kesempatan khutbah itu pula Dr Yusuf Qordhowi menjelaskan tentang kestimewaan Rasulullah saw dibandingkan Nabi dan Rasul yang terdahulu dalam 10 point. 1. Nabi Muhammad Saw diutus untuk seluruh umat Berbeda dengan Nabi-nabi sebelumnya yang diu
Yang, I Lop U