Novelku Bab III
Bab III Diam-diam Aku tertawa geli, pikirku, “Lelaki yang memperistrikan Rahmayanti Dewi sungguh beruntung. Sudah jelas cantik, kaya, Anak seorang pejabat lagi. Apalah lagi yang kurang? Kesolehan juga tidak lagi diragukan. Sungguh benar-benar seorang laki-laki yang beruntung.” Entah aku ini sedang iri, kesal atau apa. Pastinya perasaanku kacau tiada tara. Seperti tidak merelakan kepergiannya meninggalkanku. Aku sendiri tak tahu dan mengerti perasaanku seperti apa padanya. Kagum, suka atau sudah pada tahap cinta? Dari dulu aku anggap dia kawan belaka, tak kusangka aku bakal jadi suka dan jatuh cinta. Salahkah? Aku maklum bahwa dengan kedudukan Rahmayanti Dewi sebagai Anak pejabat terpandang betapa pun gantengnya aku, tapi menghadapi orang kaya dan sepenting itu sepertinya, aku pasti kalah. Tidak akan sebanding. Setahuku aku tidak akan sekufu dengannya. Padahal itu adalah salah satu syarat untuk menikah dalam Islam. Oleh sebab itulah aku sengaja tidak ingin menghadirkan dirinya di