Dustaku-Dustamu


Dusta atau Bohong merupakan perkara yang berbahaya dan keburukan yang menjalar. Ia selalu berkembang setiap masa dan di mana saja kecuali orang-orang yang dirahmati Allah saja. Ia bisa merupakan dosa besar dan menjadi penyebab laknat Allah. Walau hukum asalnya dusta adalah dosa kecil.

Namun biasanya seseorang yang berdusta akan menimbulkan dusta yang lain. Sehingga bertumpuk dan tanpa ia sadari ia lakukan tanpa merasa bersalah. Jika sudah demikian dusta itu akan menjadi dosa besar dan layak mendapatkan laknat Allah. Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada artinya dosa besar (di mata Allah) jika segera beristigfar (mohon ampun), bukanlah dosa kecil (di mata Allah) jika dilakukan secara terus menerus” Allah SWT pun berfirman: “Ketahuilah sesungguhnya laknat Allah bagi orang-orang yang dusta.”

Lalu apa sih yang dimaksud dengan dusta? Imam Nawawi penulis buku Riyadhus Shalihin mengatakan bahwa Dusta adalah menceritakan sesuatu tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya, baik disengaja maupun tidak. Akan tetapi berdosa bagi orang yang sengaja dusta dan tidak berdosa orang yang tidak sengaja dusta (Al Adzkar hal: 474)
Saya setuju dengan definisi Imam Nawawi di atas, memang dusta adalah menceritakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terjadi sebenarnya, seperti mengatakan: Telah terjadi ini dan itu padahal kenyataannya tidak ada apa-apa. Hal begini adalah baik padahal sebaliknya. Aku telah berlaku demikian, padahal belum melakukan apa-apa, dst.

Kini dusta memang sudah menjalar dan tersebar kemana-mana, informasi begitu cepat, internet dan dunia maya, serta berbagai jaringan televisi dan surat kabar sudah bisa ditonton, dilihat dan dibaca seluruh dunia. Di dalamnya dusta dijadikan komoditas (dagangan utama) dengan dalih, jika tidak berdusta maka barang tidak akan laku terjual. Bahkan seakan dusta menjadi kewajiban, sehingga berita menjadi bombastis, wah dan seru. Padahal apa yang disampaikan hanya karangan. Sebaliknya banyak yang mengada-ada sebagai bumbu-bumbu penyedap (ex. Infortainment, gosip dll.)

Jika diperhatikan banyak sekali informasi itu jauh dari kebenaran dan bahkan banyak sekali informasi itu tidak diketahui kebenarannya. Mana yang benar dan salah tidak kentara. Semua itu karena informasi tidak lagi murni bicara secara objektif akan tetapi bercampur aduk dengan opini, misi dan kepentingan pemilik media.

Dalam keseharian hampir dusta tidak bisa terpisahkan, iklan-iklan yang melebihkan keistemewaan barang lebih dari sebenarnya, bagi pelajar banyak nilai-nilai palsu, para pejabat juga banyak yang sibuk dengan angka-angka palsu, proyek-proyek palsu dan janji-janji palsu.

Al Qur`an sendiri sangat mewanti-wanti untuk terjerumus dalam dusta ini, setidaknya ada 283 ayat yang menerangkan bahaya dusta. Berikut kami sampaikan beberapa bahaya dan ancaman bagi para pelaku dusta.

1. Para pendusta tidak akan mendapatkan hidayah
Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Allah tidak menunjukkan orang yang berlebihan dan sangat berdusta (QS. Ghafir:28). Ayat ini menunjukkan bahwa Dusta akan menyebabkan pelakunya tidak mendapatkan ataupun dijauhkan dari hidayah Allah, ia akan jauh dari jalan yang lurus karena ia telah memilih jalur yang bengkok yaitu jalan dusta.

2. Ia mendapatkan laknat dari Allah
Allah SWT berfirman: لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ Laknat Allah kepada orang-orang yang dusta. (Ali Imran: 61). Begitulah orang yang dusta akan mendapat laknat dari Allah SWT, laknat adalah dijauhkan dari rahmat Allah, Rahmat inilah yang menjadi dambaan dan idaman setiap orang yang berhati bersih.

3. Dusta menyebabkan pelakunya menuju kejahatan
Dari Abdullah ibnu Mas'ud ra berkata: Bersabda Rasulullah saw: Menjauhlah kalian dari dusta, Sesungguhnya dusta menunjukkan kepada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan menunjukkan kepada neraka. Seseorang tidak berhenti berdusta dan masih menjalankan dusta hingga tercatat di sisi Allah Kaddzab (Pendusta berat). (HR. Bukhari dan Muslim).

Arti fujur (kejahatan) dalam hadits di atas menurut Ar Raghib artinya adalah: Pecah, atau melenceng. hal ini menunjukkan bahwa fujur adalah melenceng atau memecah dari agama yang lurus dengan melakukan maksiat. jelas kalo ada orang dusta pasti niatnya kagak bener. kalau sudah niatnya ga bener, pasti kelakuannya juga ga bener.

4. Dusta adalah kunci kemunafikan
Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash ra Rasulullah saw bersabda: Empat hal apabila ada padanya maka ia telah menjadi munafik murni, jikalau ada satu bagian saja dari mereka, maka ia mempunyai satu bagian kemunafikan hingga ia meninggalkannya. Apabila bicara berdusta, bila melakukan perjanjian ia khianat, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila berselisih ia jahat.(HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Nawawi mengatakan: Makna hadits diatas adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat ini adalah mirip sekali seperti kaum munafik, Karena munafik sejati adalah orang yang menyem bunyikan apa yang tidak sesuai dengan dhahirnya. (Syarh Muslim, jilid 2 hal: 236)
Adapun Ibnu Hajar mengatakan: Penyebutan kata munafik ini agar dihindarkan dan dijauhi sifat-sifat di atas. (Fathul Bari 1/113)

Hati-hati lho jadi orang munafik, karena tempat yang pantas bagi orang munafik itu di neraka yang paling dalem. hiyy..

5. Dusta adalah khianat paling besar
Dari An Nawwas bin Sam'an ra Rasulullah saw bersabda: Khianat besar adalah anda menceritakan kepada saudara kalian sebuah kisah lalu ia membenarkanmu sedangkan anda mendustainya. (HR. Ahmad dan Ath Thabrani)

6. Dusta menyebabkan keraguan Sebagaimana hadits Nabi saw: Dan sesungguhnya dusta itu ragu-ragu (HR. At Turmudzi)
yup, ragu-ragu dia sendiri jadi bingung omongannya mana yang bener mana yang boong.

7. Tidak diberkahi
Dari Hakim bin Hizam ra dari Nabi saw bersabda: Dua orang yang berjual beli bagi keduanya khiyar (pilihan) sebelum berpisah, jikalau keduanya jujur dan menjelaskan (barangnya dengan jujur) maka keduanya diberkahi dalam jual-beli mereka, dan apabila keduanya berdusta dan menutupi maka dihilangkanlah barakah jual beli mereka. (Riyadlush Shalihin jilid 4 hal 193)

8. Tidak disukai orang dan tidak dipercaya
Jelas, siapa yang mau berkawan dengan orang yang suka berdusta? siapa yang mau percaya kepada orang yang suka bohong? ga enak dibohongi kan?

Itulah bahaya dusta mungkin masih banyak lagi bahayanya baik bagi pelakunya maupun bagi orang lain, cukuplah upah bagi pendusta adalah dianggap dusta walaupun ia jujur. Untuk itu berusahalah untuk tidak berdusta sedikit mungkin.

oleh: Kholil Misbach, Lc dan Arif Kurniawan, Lc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA