Allah By Request


Seringkali kita berdoa namun rasanya tidak ada yang terkabul. Sebenarnya itu perasa an saja, atau keadaan yang sebenarnya?

Sebenarnya ya bro and sis, kenikmat an Allah itu turun tidak berdasarkan apa yang diminta hambaNya. Seringkali yang ter jadi, Allah memberi kan segala sesuatu yang tidak pernah kita minta atau bayangkan sebe lum nya. Misalnya, bukankah Allah telah memberikan kita udara yang tidak pernah kita lihat untuk bernapas?

Bukankah Allah telah menciptakan air asin menjadi garam untuk menambah kenikmatan segala makanan kita. Bukankah Allah selalu menggerakkan jantung, paru-paru, urat nadi, ginjal, hati untuk ke stabil an kehidupan kita? kesemuanya itu datang begitu saja, tanpa pernah kita minta sebelumnya. Lalu nikmat Allah mana lagi yang mau kita dus ta kan? Allahu Akbar!

Berdoa sejatinya adalah senjata kaum Muslimin. Dalam sebuah hadist disebutkan bahwasanya doa adalah perisai seorang mukmin. Lewat doa seorang mukmin bisa meminta kemudahan, mohon perlindungan, mengharap ampunan, dll. Bahkan doa juga bisa merubah takdir yang akan terjadi pada kita. Bila doa kita lakukan dengan tulus, maka takdir yang buruk bisa berubah menjadi baik.

Maka, Allah selalu memerintahkan kita untuk terus berdoa tanpa kesudahan. Bisa kita lihat sholat yang minimal kita lakukan 5 kali sehari adalah pengejewantahan dari kegiatan berdoa. Karena dalam sholat, intinya kita adalah berdoa kepada Allah untuk semakin dekat denganNya.

Kita bahkan selalu dianjurkan untuk tidak berputus asa jika setelah berdoa, tidak juga terkabul. Dalam banyak hadist disebutkan doa seorang hamba sebenarnya didengar oleh Allah. Tinggal pengabulannya ada yang disegerakan ada pula yang ditangguhkan. Bahkan ada yang disimpan untuk di surga kelak.

Sehingga dengan begitu kita selalu tergerak untuk terus berdoa tanpa terus mendesak kepada Allah untuk segera dikabulkan. Ahmad bin Athaillah dalam bukunya Al Hikam pernah mengatakan, “hal yang paling indah dari berdoa bukan ketika dikabulkannya doa itu, tapi ketika kita berdoa dengan merendahkan diri kepada Allah.”

Karena tidak bisa donk kita nuntut Allah tuk selalu mengabulkan setiap doa kita. Memangnya kita ini atasan atau majikan Allah? Allah kan tidak seenaknya kita bisa request ini dan itu? Allah itu Pencipta kita dan Pencipta segala kebutuhan kita, maka paling pol kita cuma bisa memohon dan meminta, selanjutnya biar Allah yang menentukan.

Namun mengapa kadang doa kita tidak dikabulkan? Karena bisa jadi ada hal-hal tertentu yang menghalangi doa itu dikabulkan. Bisa dari kita sendiri juga bisa karena Allah yang telah menginginkan hal itu. Minimal ada beberapa alasan, yaitu:

Pertama, perkara ini kembali pada kehendak Allah SWT. Karena itu makna firman Allah, “Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku….” (QS. Al-Baqarah: 186) adalah, “Aku perkenankan—jika Aku berkehendak— permohonan orang yang berdoa.” Dalil hal ini adalah ayat 41 Surat al-An’am, “Hanya Dia lah yang kamu seru, dan jika Dia menghendaki, Dia menghilangkan kesusahan kamu; kemudian engkau tinggalkan apa yang engkau persekutukan dengan-Nya.”

Jadi memang ada yang dikehendaki Allah maka akan dikabulkan, jika Allah tidak menghendakinya maka Allah tidak akan kabulkan. Itulah makanya Allah mengharap kita berdoa terus menerus, karena kita tidak tahu mana doa yang akan dikabulkanNya. Bisa jadi ketika kita berhenti berdoa saat itulah Allah menginginkannya terwujud.
Disebutkan bahwa Rasulullah saw berdoa dengan tiga hal namun yang dikabulkan hanya dua. Sedang permintaan yang satu, tidak dikehendaki Allah untuk dikabulkan, sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dan Imam Ahmad dari Abu Said.

Kedua, bukan merupakan hikmah, jika semua doa manusia dikabulkan. Padahal kita tahu permintaan manusia berbeda-beda. Keperluan manusia terkadang juga saling bertentangan. Misalnya semua manusia minta agar dijadikan kaya. Jika Allah mengabulkan semuanya, maka tidak bakal didapati seorang miskinpun yang berhak menerima zakat.

Selain itu, orang tidak bisa menyuruh yang lain untuk suatu keperluan, karena semua orang tidak butuh lagi pada orang lain secara sosial. Misal jika semua orang pintar maka tidak berguna guru, jika semua orang sehat tidak berguna dokter, jika semua orang pemimpun tidak berguna lagi negara. Kumaha atuh?

Maka, jika hal itu yang terjadi, berbagai urusan di dunia ini akan kacau balau. Allah SWT berfirman, “Dan kalaulah Allah memewahkan rezeki bagi setiap hamba-Nya, niscaya mereka akan melampaui batas di bumi (dengan perbuatan-perbuatan liar durjana) akan tetapi Allah menurunkan (rezeki-Nya itu) menurut kadar yang tertentu sebagaimana yang dikehendakiNya,” (QS asy-Syura: 27).

Ketiga, doa adalah ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Doa bakal bermanfaat bagi seseorang, baik dikabulkan atau tidak. Dengan berdoa, manusia sudah melakukan ibadah kepada Allah SWT. Jika Allah tidak mengabulkan seseorang di dunia, itu karena suatu hikmah yang hanya diketahui oleh Allah SWT: Dia akan menggantinya dengan pahala di akhirat. Dalam hadits shahih riwayat Ahmad (3/18) dan Turmudzi, Rasulullah saw bersabda:
“Tidaklah seorang Muslim berdoa dengan doa, yang tidak mengandung perbuatan dosa atau memutuskan hubungan, kecuali Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal; adakalanya doanya segera dikabulkan, adakalanya disimpan baginya di akhirat dan adakalanya dia dihindarkan dari keburukan seukuran doa itu.”

Keempat, dalam doanya manusia terkadang minta untuk diberi kebaikan atau dihindarkan dari kejelekan. Namun apakah semua yang dianggap manusia sebagai sebuah kejelekan, itu memang ternyata benar-benar jelek? Kebaikan dan kejelekan itu tidak selalu seperti yang dibayangkan oleh manusia yang pengetahuannya terbatas.

Kelima, doa mempunyai syarat dan etika. Tidak bisa sembarangan berdoa. Selagi keduanya dipenuhi oleh seseorang, doanya punya peluang besar untuk dikabulkan. Sebaliknya, jika ia teledor dengan tidak memenuhi syarat dan etika itu, atau bahkan melakukan hal-hal yang bisa mencegah terkabulnya doa, maka jauh kemungkinan doanya dikabulkan. Misalnya bermaksiat, mendholimi sesama, makan yang haram, dll. Dalam Al Hikam disebutkan, “Jangan mendesak Allah untuk mengabulkan doamu, tapi desaklah dirimu untuk melakukan ketaatan padaNya.”
karena dengan ketaatan kepada Allah niscaya Allah akan lebih mendengar doa-doa kita. Amiinn.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN PAI KD I DEMOKRASI DALAM ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS XII

SOAL HARI KIAMAT XI IPA